Literasi Kopi

19 January 2024 Oleh mzakyrakhmat Dilihat 1034 kali

Literasi Kopi

“Menyeruput kopi adalah seni menemukan inspirasi dan imajinasi” (Panggabean, 2019). Belakangan ini perkembangan bisnis industri kopi terlihat cukup signifikan dengan beberapa tren utama yang memengaruhi dinamika pasar dan konsumen. Berbagai macam konsep ditawarkan untuk memenuhi dan meningkatkan minat konsumen dalam industri kafe mulai dari pengetahuan tentang kopi dan proses pembuatannya hingga manajemen stok, kualitas produk, dan tren konsumen dalam industri kopi.

  1. 1.       Sejarah Singkat Mengenai Kopi

Sejarah singkat munculnya Kopi di Indonesia

Sejarah kopi di Indonesia dimulai ketika bibit kopi arabika pertama kali dikirim dari Malabar, India, ke Batavia pada tahun 1696. Namun, bibit pertama tidak berhasil tumbuh karena banjir, pengiriman bibit kedua pada tahun 1699 sukses ditanam dan tanaman kopi tumbuh subur. VOC (Verininging Oogst Indies Company) yang didirikan pada tahun 1602 memainkan peran besar dalam perdagangan kopi dan berhasil menguasai pasarnya dari tahun 1725 hingga 1780. Meskipun perdagangan kopi menguntungkan VOC, petani Indonesia yang dipaksa menanamnya oleh pemerintah Kolonial Belanda hanya sedikit mendapat manfaat.

Pada pertengahan abad ke-17, VOC mulai mengembangkan penanaman kopi arabika di berbagai wilayah di Indonesia seperti Sumatra, Bali, Sulawesi, dan Kepulauan Timor. Meskipun demikian, sistem eksploitasi terhadap petani melalui "Cultivation System" memicu perlawanan dan perubahan opini publik Belanda, terutama setelah buku "Max Havelaar and the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company" mengungkapkan tekanan yang dialami para petani kopi di Indonesia.

Kopi robusta diperkenalkan sebagai pengganti kopi arabika di beberapa daerah yang terkena serangan penyakit karat daun pada tahun 1876. Industri kopi di Indonesia mengalami evolusi signifikan sejak saat itu, dan beberapa perusahaan kecil mulai menanam kopi sebagai komoditas utama pada tahun 1920-an.

Di era kemerdekaan, perkebunan di Jawa dinasionalisasi dan diberdayakan kembali dengan varietas baru kopi arabika di tahun 1950-an. Saat itu, lebih dari 90% produksi kopi arabika Indonesia berasal dari perusahaan kecil, terutama di Sumatra Utara, dengan sebagian besar hasil panen diekspor ke pasar kopi spesialis (Panggabean, 2019)

  1. 2.    Jenis-Jenis Kopi

Biji kopi memiliki beberapa jenis, yang utama adalah robusta dan arabika. (Panggabean, 2019)

Ciri-ciri biji kopi robusta:

  • Memiliki tubuh yang lebih ringan,
  • Rasa yang kurang kompleks,
  • Ditanam pada ketinggian yang lebih rendah.
  • Kandungan kafeinnya sekitar dua kali lipat dari biji arabika.

Ciri-ciri biji kopi arabika:

  • Biji arabika tumbuh pada dataran yang lebih tinggi dari pada kopi robusta
  • memiliki biji keras,
  • buah berwarna merah
  • cenderung memberikan rasa yang lebih beragam.
  • Kandungan kafeinnya sekitar setengah dari biji robusta.
  • Kopi terbaik tumbuh pada ketinggian 3000-6500 kaki.

Proses panen kopi

Proses panen kopi dapat dilakukan dengan metode kering atau metode basah.

  • Metode kering melibatkan pengeringan seluruh buah di pohon atau di bawah sinar matahari sebelum bijinya dikupas.
  • Metode basah, yang umum digunakan untuk kopi terbaik, melibatkan penggunaan mesin pemulpaan untuk mengeluarkan biji dari cherry dengan air, dilanjutkan dengan proses fermentasi dan pengeringan biji sebelum disortir dan dibuang lapisan peraknya. Metode ini memastikan hanya biji yang berkualitas yang dipilih untuk diolah lebih lanjut.

3. Investasi bisnis pada kopi

Kebutuhan kopi semakin bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk serta kemajuan teknologi yang menimbulkan perubahan gaya hidup dan tren. Manfaat dari meminum kopi sudah banyak dibuktikan oleh masyarakat. Bahkan, beberapa pakar ilmu kedokteran dan medis banyak menuliskan artikel dari penelitiannya tentang manfaat meminum kopi.

Gambar 1 Statistik Negara Penghasil Kopi Tahun 2021

Berdasarkan statistik tersebut, Indonesia menjadi negara kedua terbesar dalam produksi kopi di seluruh dunia setelah Brazil. Hal ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terkemuka, terutama untuk kopi jenis arabika. Produk kopi Indonesia dikenal dalam dua bentuk utama, yaitu biji kopi mentah atau biasa dikenal sebagai biji beras (green bean), serta biji kopi sangria yang telah melalui proses sangrai (roasted bean). Selain itu, kopi Indonesia juga dibedakan berdasarkan jenis mentahnya, yakni kopi arabika mentah dan kopi robusta mentah. (FAO, n.d.)

Kedudukan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar kedua di dunia menjadi indikasi penting akan peran pentingnya dalam pasar kopi global. Produksi kopi Indonesia, khususnya kopi arabika yang diakui karena kualitasnya, telah membangun reputasi yang kuat di pangsa pasar internasional. Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan potensi sumber daya alam yang kaya di Indonesia, tetapi juga merupakan hasil dari upaya petani kopi lokal dalam menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi.

Keberhasilan dalam industri kopi juga turut membantu perekonomian Indonesia, memberikan lapangan pekerjaan bagi ribuan petani kopi, serta memperluas ekspor produk-produk kopi ke pasar global. Selain itu, industri kopi Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan mutu dan inovasi dalam pengolahan kopi, dari produksi hingga proses pemasaran, untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terdepan di dunia.

Dengan pencapaian ini, Indonesia memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan industri kopi, meningkatkan kesejahteraan petani kopi, serta terus mengukuhkan diri sebagai salah satu pemain kunci dalam pasar kopi dunia.

Gambar 2 Statistik Alasan Minum Kopi di Indonesia

Kebiasaan menikmati kopi telah meluas di kalangan masyarakat Indonesia, tidak hanya sebagai minuman semata, melainkan juga sebagai bagian integral dari gaya hidup sehari-hari. Data survei yang baru saja dilakukan pada September 2023 menegaskan bahwa minum kopi bukanlah sekadar rutinitas, tetapi telah menjadi elemen penting dalam aktivitas sosial serta kebiasaan harian. Dari hasil survei tersebut, beberapa kesempatan populer muncul sebagai alasan utama masyarakat Indonesia menikmati kopi. Mulai dari mengatasi kantuk hingga momen berkumpul bersama keluarga atau teman, kopi turut hadir dalam beragam situasi kehidupan sehari-hari.(Snapcart., n.d.)

Kopi tidak hanya menjadi teman yang menyenangkan, kopi juga membawa kenikmatan dan bahkan menjadi bagian dari tradisi kebersamaan dalam masyarakat. Di tengah keberagaman kesempatan tersebut, kesadaran akan peran kopi dalam kehidupan sehari-hari semakin diperkuat. Menghargai kebiasaan menikmati kopi bukan hanya sebagai minuman tetapi juga sebagai bagian dari budaya sosial menjadi hal yang diharapkan.

4. Entrepreneurial Education melalui Literasi Cafe

Memanfaatkan potensi kopi sebagai bagian dari gaya hidup, Telkom University menginisiasi implementasi entrepreneurial education di Open Library dengan membuka Literasi Café.  Program ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dimana mahasiswa yang mengikuti program MBKM ini akan langsung dibimbing untuk terjun kedalam dunia bisnis atau kewirausahaan.

Literasi Café yang ada di Open Library, memiliki konsep unik yakni menggabungkan suasana santai ala kafe dengan suasana akademik. Berdasarkan hasil survey yang dipublikasikan melalui Statista (https://www.statista.com/), sebanyak 23% responden menyatakan bahwa mereka meminum kopi pada saat belajar di sekolah atau di kampus.  Sehingga, pengelolaan Literasi Café di Open Library menjadi pilihan yang tepat yang dapat membawa berbagai manfaat, tidak hanya bagi mahasiswa dalam program MBKM, namun juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengelola dan pengunjung Open Library.

Literasi Café diharapkan mampu memberi insight lebih untuk pelaksanaan berbagai program yang mendukung entrepreneurial education. Pengembangan Literasi Café, sejalan dengan visi Telkom University untuk menjadi research and entrepreneurial university, dimana program-program yang berfokus pada pengembangan dan transfer pengetahuan serta keterampilan seperti kepemimpinan, komunikasi, berfikir kritis dan negosiasi yang diasah melalui Literasi Café dapat memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial.

Penulis: Muhammad Zaky Rakhmat & Risya Rahmi Maulida | Editor: Irma Sari R

 

Referensi

FAO. (n.d.). Global leading countries based on coffee area harvested in 2021 (in 1,000 hectares) [Graph]. Retrieved January 16, 2024, from https://www.statista.com/statistics/279162/top-countries-worldwide-based-on-coffee-area-harvested/

Panggabean, E. (2019). Buku Pintar Kopi. Agromedia Pustaka.

Snapcart. (n.d.). Most common occasions for having coffee in Indonesia as of September 2023 [Graph]. Retrieved January 16, 2024, from https://www.statista.com/statistics/1418997/indonesia-ideal-times-to-have-a-coffee/

 

Informasi

Buku Pintar Kopi karya Edi Panggabean tersedia di Open Library dengan nomor katalog 19.01.1236 (https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/153137/buku-pintar-kopi.html)

Informasi terkait data dalam bentuk statistik diberbagai bidang dapat diakses melalui Database STATISTA pada tautan https://www.statista.com

 

 


Informasi Lainnya