Book Review - 13 Things Mentally Strong People Don't Do

20 November 2025 Oleh mzakyrakhmat Dilihat 32 kali

 

13 Things Mentally Strong People Don't Do

Amy Morin

Subject: APPLIED PSYCHOLOGY

Publisher: Renebook, 2024

Belajar Menjadi Tangguh Tanpa Kehilangan Kelembutan

Membaca 13 Things Mentally Strong People Don’t Do terasa seperti berbicara dengan seseorang yang telah lama mengamati luka manusia bukan untuk menghakimi, tapi untuk memahami. Amy Morin menulis bukan dari menara teori, melainkan dari ruang pemulihan pribadi. Buku ini bukan sekadar panduan tentang kekuatan mental, melainkan tentang bagaimana menjaga hati agar tetap lentur saat dunia menuntut kita menjadi baja.

Gambaran Singkat

Buku ini berawal dari kehilangan. Amy Morin, seorang psikoterapis, menulis artikel dengan judul serupa di tengah duka mendalam atas kematian suaminya. Artikel itu viral, lalu berkembang menjadi buku yang kini dibaca di seluruh dunia. Di dalamnya, Morin tidak mengajarkan “cara menjadi kuat” seperti motivator biasa, tetapi menunjukkan apa yang tidak dilakukan oleh orang yang kuat secara mental — seperti tidak meratapi diri berlebihan, tidak menyerahkan kekuatan pada orang lain, tidak takut berubah, dan tidak membiarkan masa lalu mendikte masa depan.

Formatnya lugas: setiap bab membahas satu kebiasaan buruk yang perlu dihindari, disertai refleksi psikologis, contoh nyata, dan strategi praktis. Namun di balik strukturnya yang sistematis, ada kehangatan manusiawi yang menyelinap di setiap halamannya.

Kekuatan yang Tersembunyi di Balik Kerapuhan

Yang paling mengena bagi saya adalah bagaimana Morin menolak mengidealkan “ketangguhan” sebagai topeng. Ia menulis dengan nada lembut namun tegas, seakan mengatakan: menjadi kuat bukan berarti menyingkirkan rasa sakit, tetapi menolak dikendalikan olehnya.

Setiap “don’t” di buku ini terasa seperti cermin — bukan untuk menilai diri, tapi untuk mengenali pola pikir yang diam-diam melemahkan kita. Misalnya, ketika ia menulis tentang “tidak takut sendirian”, kita diingatkan bahwa kekosongan tidak selalu tanda kehilangan; kadang itu ruang yang kita butuhkan untuk mendengar diri sendiri.

Morin mengajak kita memahami bahwa kekuatan mental tidak lahir dari ketidakhadiran emosi, tetapi dari kemampuan untuk berdamai dengan emosi yang ada.

Resonansi Pribadi

Sebagai pembaca, saya merasa 13 Things Mentally Strong People Don’t Do adalah buku yang tidak hanya dibaca dengan kepala, tapi juga dengan dada. Ia menyentuh wilayah yang sering kita hindarikesedihan, kegagalan, penolakan  lalu menuntun kita keluar dengan langkah-langkah kecil yang bisa dijalankan hari ini.

Ada saat-saat saya berhenti membaca hanya untuk merenung, karena kalimatnya terasa seperti percakapan yang jujur:

“Kita tidak selalu bisa mengontrol apa yang terjadi, tapi kita selalu bisa mengontrol bagaimana kita memilih untuk meresponsnya.”

Kalimat itu sederhana, tapi di baliknya ada revolusi kecil: bahwa kontrol sejati bukan tentang mengatur dunia luar, tapi menata ruang batin kita sendiri.

Nilai Lebih dan Relevansi

Buku ini menawarkan keseimbangan antara psikologi modern dan kebijaksanaan praktis. Setiap bab bukan hanya mengandung teori, tetapi juga latihan mental yang realistis — menulis jurnal rasa syukur, mengenali pikiran otomatis negatif, hingga berlatih menetapkan batasan sehat.

Yang membuat buku ini relevan adalah konteksnya yang lintas zaman: di era yang menuntut produktivitas tanpa jeda, mental strength sering disalahartikan sebagai “tak boleh lemah”. Morin justru membalik paradigma itu — bahwa kekuatan mental berarti izin untuk rapuh tanpa menyerah.

Sederhana, Namun Menggugah

Bahasa Amy Morin bersih dari jargon psikologis berat. Ia menulis seperti seorang teman yang paham betapa sulitnya bangkit, tetapi tetap percaya kita bisa. Gaya narasinya mengalir, dengan keseimbangan antara pengalaman pribadi, penelitian ilmiah, dan empati tulus.

Ia tidak menjual harapan kosong; ia menawarkan cara baru melihat luka. Membaca buku ini membuat kita mengerti bahwa ketangguhan tidak muncul dari ketidakterlukaan, melainkan dari keberanian untuk sembuh berulang kali.

Penutup Reflektif

Setelah menutup halaman terakhir, pertanyaan yang tertinggal bukanlah “Apakah saya sudah kuat?”, melainkan:

“Apa yang selama ini saya lakukan justru melemahkan diri saya sendiri?”

13 Things Mentally Strong People Don’t Do bukan buku tentang menjadi manusia sempurna, tapi tentang menjadi manusia yang sadar — sadar bahwa kita berhak terluka, tapi juga berhak tumbuh dari luka itu.

Buku ini seolah berkata dengan lembut:

Kekuatan tidak selalu tampak dari cara kita menahan tangis, tetapi dari keberanian untuk menatap air mata kita sendiri dan tetap melangkah maju.

Rekomendasi

Buku ini cocok bagi siapa pun yang sedang belajar melepaskan kontrol, membangun batasan sehat, atau sekadar ingin menjadi lebih bijak menghadapi kehidupan yang tidak selalu ramah. Bacaan yang tidak hanya memulihkan pikiran, tapi juga menenangkan jiwa. Buku dapat diakses melalui Halaman ini

Peresensi : Obi Zakaria 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Informasi Lainnya