Library Open Discussion: How to Avoid Plagiarism

22 June 2016 Oleh yudhinugrohoadi

 



Para akademisi perlu memahami apa itu plagiarisme, bagaimana dampak hukumnya, serta

teknologi yang dapat membantunya terhindar dari kejahatan tersebut. Namun di atas itu semua,

para akademisi harus memiliki kejujuran intelektual yang menjadi benteng utama dari

plagiarisme. Hal ini terungkap dalam “Library Open Discussion: How to Avoid Plagiarism” di

Ruang Multimedia Gedung Bangkit Lt. 2 Telkom University. Tampil sebagai pembicara pakar

bidang intellectual property right Dr. V. Henry Soelistyo Budi, dosen sekaligus peneliti Telkom

University Dr. Adiwijaya, dan trainer i-Thenticate (check plagiarism tools) Ririana.



Dalam paparannya, Henry mengatakan bahwa pragiarisme merupakan penipuan ilmiah

(scientific fraud) yang terdiri dari perbuatan memanipulasi fakta atau menerbitkan hasil karya

orang lain, membohongi publik, merusak nilai-nilai obyektifitas, serta ketidakjujuran. Henry juga

memperkenalkan istilah self plagiarism di mana seorang peneliti melakukan pendaurulangan

karya sehingga menjadi publikasi ganda pada lebih dari satu media.



“Sanksi bagi plagiator di perguruan tinggi diatur dalam Permendiknas No.17 Tahun 2010. Sanksi

terberatnya adalah pemberhentian dengan tidak hormat dan pembatalan ijazah bagi dosen dan

mahasiswa. Sanksi ini sudah banyak diterapkan di beberapa perguruan tinggi, jadi hati-hati,”

tutur penulis buku “Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika” itu.



Adiwijaya sendiri berbagi tentang pengalamannya dalam membuat karya ilmiah. Hingga saat ini,

setidaknya ada 40 paper karyawa Wakil Dekan I Fakultas Informatika Telkom University tersebut

yang terindeks Scopus/ISI. Menurut Adi, tidak ada cara yang mudah untuk membuat paper. Para

akademisi harus berpikir keras dan terbuka, serta aware terhadap apa yang terjadi di dunia.

Dengan begitu, dia dapat terhindar dari plagiarisme.



“Yang terpenting juga adalah orisinalitas ide kita. Saya pikir setiap manusia memiliki otak dan

pikiran masing-masing, jadi hasilnya pasti berbeda. Kalau ada penelitian yang mirip dengan

punya kita, sebutkan saja,” katanya.



Sementara itu, Direktur Admisi & International Office Telkom University Rinna Fridiana

mengatakan, Library Open Discussion merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh tim Unit

Sumber Daya Keilmuan & Perpustakaan Telkom University. Setiap bulan, Library Open

Discussion menghadirkan narasumber-narasumber kompeten di bidangnya untuk membahas

isu-isu populer dan relevan dengan kondisi saat ini maupun akan datang. Rinna berharap sivitas

akademika dan masyarakat umum dapat memanfaatkan diskusi ini sebagai wadah untuk

memperkaya pengetahuan diri.***












Informasi Lainnya