Book Review - Generasi Cemas: Bahaya Dunia Maya Bagi Anak dan Remaja

04 August 2025 Oleh mzakyrakhmat Dilihat 73 kali

 

 

Generasi Cemas: Bahaya Dunia Maya Bagi Anak dan Remaja

Penulis: Jonathan Haidt

Subject: Social media-Psychological aspects

Publisher: Kepustakaan Populer Gramedia, 2025

Jonathan Haidt adalah seorang psikolog sosial dan profesor di New York University yang dikenal luas melalui karya-karya seperti The Righteous Mind dan The Happiness Hypothesis. Ia memiliki spesialisasi dalam psikologi moral dan politik, namun dalam The Anxious Generation, Haidt memperluas fokusnya ke ranah psikologi perkembangan dan kesehatan mental anak-anak dan remaja, dengan pendekatan yang tetap berbasis riset dan analisis sosial yang tajam.

Buku ini lahir dari keprihatinan Haidt terhadap lonjakan gangguan kecemasan, depresi, dan perilaku menyimpang di kalangan generasi muda, terutama sejak tahun 2010. Ia menyebut fenomena ini sebagai hasil dari “great rewiring of childhood”—perubahan besar dalam cara anak-anak tumbuh dan berkembang akibat dominasi teknologi digital, khususnya smartphone dan media sosial.

Dampak Digitalisasi Masa Kanak-Kanak

Buku ini dibagi menjadi dua bagian besar: diagnosis masalah dan solusi yang ditawarkan. Haidt menyusun argumen dengan dukungan data statistik, studi longitudinal, dan narasi yang menyentuh.

Bagian I: Diagnosis Masa Kanak-Kanak yang Terputus

Haidt memulai dengan menggambarkan pergeseran besar dalam pola asuh dan kehidupan anak-anak sejak awal 2010-an. Ia memperkenalkan istilah “phone-based childhood” untuk menggambarkan generasi yang tumbuh dengan layar di tangan dan interaksi sosial yang semakin berkurang .

Di halaman-halaman awal, Haidt menunjukkan lonjakan gangguan mental di kalangan remaja, terutama perempuan, yang berkorelasi dengan meningkatnya penggunaan media sosial seperti Instagram dan TikTok. Ia menekankan bahwa data non-self-reported seperti angka rawat inap dan diagnosis klinis menunjukkan tren yang mengkhawatirkan .Haidt mengidentifikasi lima aspek perkembangan anak yang terganggu:

  1. Slow-growth childhood- masa kanak-kanak yang terlalu aman dan minim tantangan.
  2. Free play – hilangnya permainan bebas yang penting untuk perkembangan sosial dan emosional.
  3. Attunement – berkurangnya interaksi tatap muka yang membentuk empati.
  4. Social learning – tergantikan oleh interaksi digital yang dangkal.
  5. Sensitive periods – masa-masa krusial perkembangan yang kini diisi oleh konten digital.

Bagian II: Solusi – Mengembalikan Masa Kanak-Kanak ke Dunia Nyata

Haidt tidak hanya mengkritik, tetapi juga menawarkan solusi konkret dan sistemik. Ia menyerukan kembalinya permainan bebas dan interaksi sosial langsung, serta regulasi terhadap penggunaan smartphone dan media sosial oleh anak-anak.

Di halaman 215, Haidt mengusulkan batas usia legal untuk penggunaan media sosial, serta pembatasan akses smartphone di sekolah. Ia juga mengajak orang tua dan komunitas untuk menghidupkan kembali budaya bermain di luar ruangan, yang menurutnya adalah vaksin alami terhadap gangguan mental.

Haidt menyoroti fenomena “safetyism”—kecenderungan orang tua untuk melindungi anak secara berlebihan, yang justru melemahkan ketahanan mental anak. Ia menyatakan bahwa risiko fisik kecil jauh lebih sehat daripada risiko psikologis besar akibat isolasi digital 2.

Penutup: Evaluasi Akhir dan Rekomendasi

The Anxious Generation adalah buku yang berani, relevan, dan sangat penting dalam konteks pendidikan, psikologi, dan kebijakan publik. Jonathan Haidt berhasil menyusun argumen yang kuat dan menyentuh, dengan dukungan data dan analisis yang mendalam.

Highlight paling menarik dari buku ini adalah gagasan tentang “rewiring” masa kanak-kanak—bahwa perubahan teknologi bukan hanya soal alat, tetapi tentang struktur perkembangan manusia yang kini terganggu. Haidt juga berhasil menunjukkan bahwa solusi bukan hanya teknologi baru, tetapi budaya baru yang mengembalikan anak-anak ke dunia nyata.

Kritik terhadap buku ini mungkin terletak pada pendekatannya yang sangat fokus pada dampak negatif teknologi, tanpa cukup ruang untuk membahas potensi positif dari digitalisasi jika digunakan secara bijak. Namun, dalam konteks krisis kesehatan mental yang sedang berlangsung, fokus tersebut terasa tepat dan mendesak.

Relevansi akademik buku ini sangat tinggi, terutama untuk:

  • Mahasiswa psikologi, pendidikan, dan sosiologi
  • Dosen yang mengajar perkembangan anak, teknologi dan masyarakat, atau kebijakan publik
  • Peneliti dan pembuat kebijakan yang ingin memahami dampak digitalisasi terhadap generasi muda

Rekomendasi: Buku ini wajib dibaca oleh siapa pun yang peduli terhadap masa depan anak-anak dan remaja, baik sebagai orang tua, pendidik, atau pembuat kebijakan. The Anxious Generation adalah panggilan untuk bertindak, agar kita tidak kehilangan satu generasi dalam pusaran digital yang tak terkendali.

Buku dapat diakses melalui Halaman ini

Peresensi : Obi Zakaria 

Informasi Lainnya