Saranghaeyo Grill usaha Korean barbeque yang berdiri sejak 2019 di Bandung, mengalami penurunan performa bisnis signifikan pasca perpindahan lokasi dan dampak pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan menganalisis model bisnis eksisting Saranghaeyo Grill menggunakan Business Model Canvas (BMC), mengevaluasi Value proposition Canvas (VPC), serta merancang inovasi model bisnis baru melalui pendekatan BMC. Metode penelitian kualitatif deskriptif digunakan dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Narasumber meliputi owner Saranghaeyo Grill (Bapak Rudy dan Ibu Lucia), tiga konsumen (Yanti, Inggit, Rakha Putra), serta owner kompetitor (Bapak Febri dari BerbaGrill). Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber serta konfirmasi hasil kepada narasumber. Analisis BMC eksisting menunjukkan Saranghaeyo Grill menargetkan pasangan, anak muda, keluarga, dan grup kantoran, dengan konsep. All You Can Eat terjangkau dan kualitas baik. Namun, ditemukan keluhan pelanggan terkait pelayanan (kurang ramah, suasana panas/asap), kualitas daging alot, dan kesulitan pemesanan online. Business Model Environment mengidentifikasi peluang dari tren digital, minat konsumen pada Grill & Shabu ala Korea, dan pertumbuhan investor. Ancaman mencakup persaingan ketat, produk pengganti sehat, daya beli tidak stabil, dan fluktuasi harga bahan baku.
Rekomendasi BMC baru difokuskan pada peningkatan value proposition melalui penerapan "3S", optimalisasi sirkulasi udara, peningkatan kualitas dan variasi daging/menu, serta pengembangan penjualan via online merchant dengan produk package ready-to-grill. Kolaborasi dengan UMKM produk Korea dan program loyalitas pelanggan yang lebih interaktif juga direkomendasikan. Batasan penelitian ini adalah studi kasus tunggal pada Saranghaeyo Grill di Kota Bandung, sehingga generalisasi temuan terbatas pada konteks usaha sejenis dengan karakteristik serupa. Kata Kunci: Model Bisnis, Business Model Canvas, Value proposition Canvas.