Indonesia memiliki kekayaan motif yang beraneka ragam, salah satunya adalah motif batik Tutur dari Kabupaten Blitar. Motif ini diadopsi dari arsip kuno zaman kolonial Belanda dengan keterangan “Batik Afkomstig Uit Blitar, 1902” dan memiliki ciri khas motif yang unik, yakni bentuk binatang yang distilir. Motif batik Tutur selama ini hanya dikembangkan melalui teknik batik tulis, batik cap, dan printing, tanpa adanya eksplorasi lebih lanjut, seperti menggunakan teknik bordir. Teknik bordir, khususnya bordir kerancang, memiliki keunggulan secara visual karena serupa dengan motif batik Tutur. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengadaptasi visual motif batik Tutur dan menerapkannya menggunakan bordir kerancang sebagai elemen dekoratif pada kebaya modifikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui beberapa proses yakni studi literatur, observasi, wawancara, dan eksplorasi. Berdasarkan hasil penelitian, eksplorasi dilakukan tanpa adanya perubahan yang signifikan terhadap bentuk asli batik Tutur Afkomstig Uit Blitar untuk mempertahankan ciri khasnya. Di samping itu, kebaya dimodifikasi pada bagian kerah, lengan, dan hemline serta tetap mempertahankan karakter dari kebaya yakni bukaan pada bagian depan dengan siluet yang simetris. Motif batik Tutur pada kebaya modifikasi dapat dicapai dengan maksimal melalui penyusunan komposisi motif yang sesuai dengan bidang pola busana. Penerapan motif batik Tutur dengan bordir kerancang melalui beberapa tahapan eksplorasi hingga menemukan hasil yang paling optimal. Kerancang yang diterapkan memiliki perbedaan dibandingkan dengan kerancang pada umumnya. Perbedaan ini terletak pada detail kerancang yang lebih kecil untuk memvisualisasikan motif batik Tutur secara optimal.