Industri Pengolahan gula rafinasi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negeri karena dapat menjaga ketahanan pangan dengan terus menjamin ketersediaan bahan baku gula untuk industri makanan, minuman dan farmasi baik dalam negeri maupun luar negeri sehingga terjadinya peningkatan permintaan gula rafinasi. Data menunjukan adanya peningkatan permintaan sekitar 200.000 metric ton/tahun untuk produksi dalam negeri di Indonesia. Dalam menghadapi permintaan yang terus meningkat dan perubahan yang terjadi pada industri tersebut maka perusahaan dituntut untuk dapat terus menangkap peluang yang ada, maka salah satu caranya yaitu perusahaan dapat menjadi organisasi pembelajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pembentukan organisasi pembelajar pada PT. XYZ. Aspek-aspek yang diteliti meliputi faktor eksternal seperti politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Serta faktor internal yaitu penguasaan pribadi, mental model, visi bersama, pembelajaran tim, dan pemikiran sistem. Proses pembentukan organisasi pembelajar ini dilakukan dengan menganalisa faktor eksternal dan internal menggunakan analisa SWOT.
Fenomena dalam penelitian ini dieksplorasi dengan metode studi kasus. Teknik pengambilan data adalah dengan wawancara secara mendalam, observasi dan pengumpulan data sekunder. Narasumber yang terlibat adalah Factory Manager, Division Head, Manager dan Section Head sebanyak 3 (tiga) orang. Narasumber Factory Manager dan Manager diwawancara mengenai faktor eksternal dan internal sedangkan narasumber lainnya diwawancara hanya mengenai faktor internal seputar proses pembentukan organisasi pembelajar yang telah dilakukan oleh PT. XYZ dan hambatan atau kelemahan yang terjadi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam proses analisa untuk penilaian lingkungan faktor eksternal maupun internal pada PT. XYZ peneliti menggunakan matriks EFE, matriks IFE, matriks IE dan matriks SWOT kemudian didapatkan 9 strategi dengan rincian 3 strategi SO, 2 strategi WO, 2 strategi ST dan 2 strategi WT. Selanjutnya dalam perumusan strategi pada penelitian ini dilakukan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), didapatkan bahwa strategi optimalisasi belajar tim dengan metode PDCA, QCC, CFT (Improvement) dan melakukan Performance Review, Reward & Punishment untuk menghadapi pertumbuhan pasar yang menjadi prioritas karena memiliki nilai STAS 3,93 yang merupakan nilai tertinggi diantara strategi yang lain.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi terhadap proses pembentukan organisasi pembelajar diperusahaan pengolahan gula rafinasi, khususnya di PT. XYZ. Serta penelitian ini dapat dijadikan arahan dalam pengambilan keputusan strategi yang akan digunakan untuk membentuk organisasi pembelajar. Pembentukan organisasi pembelajar ini sangat mendukung perusahaan untuk menangkap peluang pertumbuhan pasar serta perubahan yang terjadi.
Kata Kunci: Perumusan Strategi, Gula Rafinasi, Organisasi Pembelajar.