Istilah skena kini sering digunakan oleh masyarakat Indonesia pada media sosial serta diidentikan dengan individu yang memiliki penampilan dan gaya hidup tertentu. Saat ini istilah skena maupun skena musik belum memiliki konstruksi identitas yang jelas. Sehingga peneliti mengkaji mengenai bagaimana konstruksi identitas pada anggota skena musik melalui komunitas Jangan Kolektif yang merupakan bagian dari skena musik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data pada penelitian dilakukan dalam kurun waktu 19 Oktober 2023 hingga 3 Juli 2024 melalui wawancara mendalam kepada delapan informan penelitian yang dipilih berdasarkan dengan teknik purposeful sampling. Data tersebut didukung dengan hasil observasi partisipan yaitu mengikuti kegiatan komunitas serta akun instagram pribadi anggota dan dokumentasi melalui majalah independen (zine). Hasil temuan menunjukkan bahwa konstruksi identitas anggota skena musik ditunjukkan melalui proses pemaknaan akan interaksi dengan diri sendiri maupun individu lain yang melibatkan simbol dan tindakan. Anggota skena musik memiliki konsep diri yaitu perlawanan terhadap masalah sosial, komunitas sebagai sumber penghasilan, tempat untuk berekspresi, dan musik bagian dari kehidupan. Pengambilan tindakan ditunjukkan dengan tindakan perlawanan, penampilan, eksplorasi fashion, dan pendalaman musik. Interaksi sosial dalam skena musik membentuk stereotipe, mempengaruhi individu, membuat percakapan tentang musik, mempertahankan nilai kekeluargaan. Objek yang dimaknai anggota skena musik adalah coffee shop tempat berkumpul, nama dan logo sebagai identitas, dan bar tempat mengadakan gigs. Anggota skena musik juga melakukan tindakan bersama.
Kata Kunci: Skena Musik, Konstruksi Identitas, Jangan Kolektif, Komunitas