Sebagai penunjang adanya ekosistem di medan seni, galeri luring membutuhkan manajemen yang kompeten untuk bisa terus berjalan seimbang dengan perkembangan zaman. Galeri luring hingga kini menjadi media konvensional untuk para perupa dan non-perupa untuk memamerkan karya, mencari koneksi, hingga menjadi pusat market. Sebagai titik temu para pegiat seni, kegiatan berpameran, mencari dan bertukar informasi hingga proses jual beli ini yang membuat peran manajemen galeri luring sangat vital boleh jadi sah dikatakan bila galeri luring sekarang merupakan tulang rusuk ekosistem medan seni. Pada praktik nya, setiap profesi yang ada pada saat ini sangat terbantu oleh teknologi, tak terkecuali profesi yang berkutat pada seni. Berbasiskan daring, kita dapat mengakses segala data informasi dan hiburan dengan hanya hitungan milidetik. Berjalan beriringan dengan itu, di beberapa titik di dunia, galeri daring mulai banyak menggantikan fungsi dari galeri luring.
Galeri daring adalah ruang pamer yang mudah diakses pada era sekarang karena galeri tersebut berbasiskan daring. Karena bentuknya yang fleksibel dan mudah dijangkau, galeri daring kerap kali menjadi tujuan para perupa yang ingin menyelenggarakan pameran. Galeri daring masih merupakan media alternatif yang digunakan oleh beberapa galeri di beberapa negara. Khusus nya di Indonesia, peran dan keberadaan galeri daring masih simpang siur bahkan mungkin bisa dibilang terbelakang. Hal ini mungkin bisa disebabkan oleh kurangnya keinginan para perupa dan non perupa yang aktif dibidang seni dan terkesan gaptek yang berdampak terpuruk nya sistem penyelenggara pameran dalam galeri daring.
Kata kunci; Manajemen, Manajemen Galeri, Galeri Luring, Galeri Daring, Pameran