Penelitian ini dilatarbelakangi dengan munculnya perkembangan inovasi financial dengan sentuhan teknologi modern dibidang jasa yang bernama financial technology. Pada saat ini pembayaran digital dan uang elektronik di Indonesia mulai menggantikan transaksi tunai ke non tunai. Dalam Fintech sistem pembayaran menjadi hal yang terus diamati perkembangannya baik di dunia maupun di Indonesia. Pada penelitian ini, dilakukan penelitian pada enam objek yaitu T-cash, Gopay, Dompetku, Mandiri e-money, Flazz BCA, dan BRIZZI. Untuk mengetahui persaingan dan keinginan masyarakat saat ini, maka dibutuhkan analisis positioning produk.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran peta positioning mengenai uang elektronik berdasarkan persepsi masyarakat yang menggunakan dan tidak menggunaakan pembayaran digital dan uang elektronik di Indonesia tahun 2018. Atribut yang akan di analisis yaitu manfaat transaksi, kemudahan penggunaan transaksi, keamanan transaksi, kepercayaan transaksi, kompatibilitas pada kemauan untuk mencoba layanan baru, dan kegunaan pada kepuasan pada sistem. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis deskriptif. Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan nonprobability sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner secara online dan offline pada 400 responden di Indonesia. Teknik analisis data menggunakan multidimensional scaling (MDS).
Hasil penelitian dari persepsi berdasarkan kemiripan menunjukkan bahwa uang elektronik merek Mandiri e-money dan Flazz BCA, T-Cash, Gopay dan BRIZZI memiliki kemiripan antar produknya. Namun, pada merek Dompetku tidak memiliki kemiripan dengan merek lainnya. Pada hasil persepsi berdasarkan atribut, pengguna uang elektronik mempersepsikan Mandiri e-money menjadi yang paling unggul, diikuti oleh Flazz BCA, T-Cash, BRIZZI, Gopay, dan Dompetku. Selanjutnya, hasil dari persepsi berdasarkan bukan pengguna uang elektronik bahwa Mandiri e-money menjadi yang paling unggul, diikuti oleh Gopay, T-cash, BRIZZI, Flazz BCA, dan Dompetku.