PT. Sempurnaindah Multinusantara (SIMNU) merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan synthetic leather (kulit imitasi). Perusahaan melakukan produksi kulit imitasi dilakukan secara terus menerus untuk beberapa jenis varian umum, tetapi PT. SIMNU lebih mengutamakan strategi make-to-order sesuai pesanan pelanggannya. Data hasil produksi antara bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2010 didapatkan jumlah cacat produk synthetic leather dengan kualitas high class sebesar 7,46%. Cacat tersebut berada diluar toleransi perusahaan yaitu sebesar 3,5%. Oleh karena itu PT. SIMNU berusaha untuk mengendalikan dan meningkatkan kualitas produksinya dengan mengurangi produk cacat untuk meningkatkan efisiensi perusahaan.
Untuk mengurangi jumlah cacat maka dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode six sigma. Metode six sigma bersifat close loop maka tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam implementasi six sigma adalah define, measure, analyze, improve, dan control (DMAIC). Pada tahap define dilakukan pemilihan produk, pengidentifikasian proses produksi dan jenis cacat. Pada tahap measure dilakukan identifikasi critical to quality (CTQ) potensial dan pengukuran kemampuan berupa stabilitas dan kapabilitas. Pada tahap analyze dilakukan pengidentifikasian akar masalah dari cacat yang akan diperbaiki dengan menggunakan diagram fishbone. Selanjutnya pada tahap improve diberikan suatu usulan perbaikan untuk meminimasi timbulnya cacat tersebut dan pada tahap control dilakukan pengukuran level sigma setelah perbaikan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan level sigma setelah perbaikan sebesar 4.5804813. Apabila dibandingkan dengan level sigma sebelum perbaikan yaitu sebesar 4.550872338 maka level sigma mengalami kenaikan sebesar 0.03. Kenaikan ini dapat dikatakan bahwa perbaikan yang dilakukan berhasil mengurangi cacat dan meningkatkan nilai sigma perusahaan. Kulit Imitasi, Defect, DPMO, Six Sigma