ABSTRAK
Masyarakat Ekonomi Asean atau sering disebut dengan pasar tunggal banyak melibatkan bisnis di bidang permodalan, barang dan jasa serta tenaga kerja yang banyak menuai kecaman bagi pelaku usaha kecil menenggah. Tantangan sendiri bagi UMKM adalah bagaimana caranya mengatur insfrastruktur, kualitas produk, bahan baku, maupun jaringan distribusi supplier dan distribusi produk. Dalam jaringan distribusi, UMKM dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam proses bisnis tersebut. Dalam meningkatkan daya saing pada MEA, UMKM harus membuat proses produksi dan distribusi yang lebih efektif agar produk yang dihasilkan berkualitas, salah satunya dengan memperbaiki sistem Supply Chain dari UMKM itu sendiri. Pengguanaan internet dapat membantu sistem SCM ini berjalan dengan baik karena dapat mengkordinasikan setiap unsur yang ada di SCM ini dengan cepat dan akurat yaitu sistem SCM yang menggunakan internet atau disebut E-SCM. Agar penggunaan E-SCM ini dapat usefull dan berguna bagi UMKM, diperlukan sebuah analisis tentang kesiapan UMKM untuk menggunakan aplikasi E-SCM ini sebagai media untuk membuat produk serta distribusinya. Salah satu teori dan model yang dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat penggunaan terhadap teknologi informasi adalah Technology Acceptance Model (TAM).
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kesiapan UMKM dalam mengadopsi E-SCM menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Variabel variabel TAM yang dipakai untuk penelitian ini antara lain perceived easy of use, perceived of usefullness, attitude toward using, dan behavioral intention to use.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada 48 UMKM yang merupakan pelaku bisnis sentra kaos di Yogyakarta. Jumlah tersebut sesuai dengan survei langsung di lapangan dengan cara sensus yang dilakukan pada UMKM sentra kaos Yogya. Pengolahan data dilakukan dengan aplikasi SmartPLS 2.0 M3.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, kesiapan UMKM di sentra kaos Yogya dalam mengadopsi e-SCM memiliki skor persentase sebesar 77,53%. Selanjutnya, dari empat pertanyaan hipotesis mengenai hubungan variabel TAM, perceived easy of use terhadap attitude toward using mempunyai t hitung 0,740 < 1,65 dengan besaran pengaruh 0,139, perceived easy of use terhadap behavioral intention to use mempunyai t hitung 2,602 < 1,65 dengan besaran pengaruh 0,307, perceived of usefullness terhadap attitude toward using mempunyai t hitung 3,111 < 1,65 dengan besaran pengaruh 0,480, dan attitude toward using terhadap behavioral intention to use mempunyai t hitung 6,007 < 1,65 dengan besaran pengaruh 0,619.
Berdasarkan hasil penelitian, kesiapan UMKM dalam mengadopsi E-SCM sudah baik, hanya saja dalam penelitian ini terjadi hasil yang tidak memberikan pengaruh signifikan antar variabel TAM karena mempunyai nilai Thitung yang lebih kecil dari t tabel sehingga hipotesa dari hubungan variabel perceived easy of use terhadap attitude toward using ditolak dan tidak memberikan pengaruh yang positif terhadap variabel lainya yang artinya tidak terdapat pengaruh yang positif yang artinya penerimaan kemudahan menggunakan (perceived ease of use) dalam pemanfaatan E-SCM pada UMKM sentra kaos Yogya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap (attitude) yang akan mempengaruhi perilaku yang khusus dalam pemanfaatan aplikasi maupun software E-SCM.
Kata Kunci: Masyarakat Ekonomi Asean, UMKM, E-SCM, Technology Acceptance Model