Penelitian ini mengkaji kesiapan teknologi di lingkungan kampus Universitas Telkom dalam penerapan layanan pesan-antar online, dengan fokus pada perspektif mahasiswa asrama, mahasiswa non-asrama, dan pegawai kampus. Penelitian ini menggunakan pendekatan Technology Readiness and Acceptance Model (TRAM) untuk menganalisis bagaimana variabel optimisme, inovasi, ketidaknyamanan, dan ketidakamanan memengaruhi perceived usefulness (PU), perceived ease of use (PEOU), dan intention to use (ITU) terhadap aplikasi layanan pesan-antar. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan pengumpulan data melalui kuesioner terstruktur kepada 392 responden. Analisis dilakukan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk menguji hubungan antar konstruk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimisme dan inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap PU dan PEOU, sementara ketidaknyamanan dan ketidakamanan memberikan pengaruh negatif. Selanjutnya, PU dan PEOU samasama berpengaruh signifikan terhadap ITU. Akurasi model didukung oleh nilai R², di mana PU memiliki daya jelas paling kuat (R² = 0,642), diikuti oleh PEOU (R² = 0,577), dan ITU (R² = 0,472), yang menunjukkan bahwa konstruk utama ini dapat dijelaskan dengan baik oleh prediktor psikologis yang digunakan. Nilai adjusted R² yang stabil semakin mengonfirmasi kekokohan model. Temuan ini menyarankan bahwa peningkatan literasi digital dan kepercayaan terhadap teknologi di kalangan civitas kampus dapat mendorong adopsi layanan pesan-antar online. Penelitian ini memberikan wawasan praktis bagi institusi pendidikan dalam merancang infrastruktur dan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan pegawai di era digital kampus yang terus berkembang.
Kata Kunci: Kesiapan teknologi, layanan pesan-antar, mahasiswa, TRAM, Telkom University.