Perkembangan zaman mengubah cara anak-anak menikmati proses belajar. Anak-anak kini cenderung belajar melalui pengalaman visual dan aktivitas yang sesuai dengan minat mereka, sementara sebagian orang tua masih memegang pandangan bahwa belajar harus dilakukan secara formal. Perbedaan pandangan ini menciptakan Generation Gap dalam keluarga yang dapat menghambat komunikasi dan memahami proses belajar anak. Film pendek Jam Wajib Belajar dirancang untuk merepresentasikan isu tersebut melalui pendekatan realisme. Perancangan dilakukan dengan metode kualitatif yang meliputi observasi lapangan di salah satu kampung Yogyakarta, wawancara dengan keluarga, studi literatur, dan analisis karya sejenis. Konsep realisme sinematik Andre Bazin menjadi dasar dalam konstruksi naratif film ini dan turut membentuk estetika mise-en-scene yang menekankan pada keaslian, melalui penggunaan aktor non-profesional, setting yang realistis, serta teknik long take dan deep focus. Film berdurasi 16 menit ini bertujuan menjadi media reflektif tentang Generation Gap dalam memaknai proses belajar, serta mengajak penonton memahami pentingnya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak di era digital.