Perubahan gaya hidup masyarakat kota telah menggeser fungsi pusat perbelanjaan dari sekadar tempat berbelanja menjadi ruang sosial, rekreasi, dan pusat kuliner. Namun, kurangnya inovasi dalam desain memunculkan tuntutan pengalaman yang nyaman dan estetis yang membuat banyak pusat perbelanjaan kehilangan daya tariknya. Oleh karena itu, upaya revitalisasi menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing dan menjangkau target pasar yang lebih luas. Shopping Mall Depok, sebagai salah satu mall tertua di Kota Depok menghadapi tantangan serupa dan berinisiatif melakukan peremajaan melalui kerja sama dengan MARK Associates selaku konsultan desain. Proyek ini mencakup perancangan ulang fasad dan berbagai area publik pusat perbelanjaan, khususnya food court. Permasalahan yang ditemukan pada food court Shopping Mall Depok adalah kurangnya variasi fasilitas duduk, kurang baiknya alur dan layout, serta desain food court yang kurang menarik. Tujuan dari perancangan ulang ini adalah untuk menciptakan pengalaman ruang yang lebih menarik, nyaman, dan sesuai dengan gaya hidup pengunjung masa kini terutama generasi muda. Hasil dari perancangan ulang ini adalah Culinary Hub yang terbagi menjadi beberapa zona yang didasari dengan perbedaan jenis tempat duduk dan kegiatan makan pengunjung menggunakan konsep berbasis aktivitas atau activity-based seating, yang disesuaikan dengan tema desain yang mengikuti tren masa kini.
Kata kunci: perancangan ulang, pusat kuliner, pusat perbelanjaan, tempat duduk berbasis aktivitas