Pemanfaatan teknologi informasi di tingkat desa menjadi salah satu upaya strategis untuk menyederhanakan proses bisnis dan mengatasi berbagai permasalahan lokal. Di Indonesia, pada tahun 2024 masih tercatat lebih dari 9.000 desa yang tergolong sebagai desa tertinggal dan sangat tertinggal, yang mencerminkan adanya kesenjangan dalam adopsi teknologi digital. Padahal, desa memiliki peran penting dalam menopang struktur sosial, ekonomi, dan pembangunan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi web yang mendukung aktivitas ekonomi dan tata kelola keuangan desa, dengan ruang lingkup terbatas pada dua fitur mandiri: Marketplace Produk Desa dan Sistem Keuangan Desa. Fitur Marketplace dirancang untuk membantu pelaku UMKM desa dalam memasarkan produk lokal secara digital, sedangkan Sistem Keuangan ditujukan untuk mendukung perangkat desa dalam mencatat dan mengelola anggaran secara transparan dan sistematis. Kedua fitur dikembangkan secara terpisah dan tidak saling terintegrasi, karena ditujukan untuk kebutuhan pengguna yang berbeda. Metode pengembangan yang digunakan adalah Software Development Life Cycle (SDLC) Scrum, yang menekankan pendekatan iteratif dan kolaboratif. Pengujian dilakukan menggunakan metode Black Box Testing untuk mengevaluasi fungsionalitas aplikasi berdasarkan kebutuhan pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua fitur telah berfungsi sesuai dengan tujuannya: Marketplace mampu menampilkan produk dan memfasilitasi transaksi dasar, sedangkan Sistem Keuangan dapat mencatat transaksi anggaran serta menghasilkan laporan sederhana. Meskipun belum terintegrasi dan cakupan fiturnya masih terbatas, aplikasi ini menunjukkan potensi untuk menjadi solusi awal terhadap tantangan digitalisasi desa, khususnya dalam aspek pemasaran dan pengelolaan keuangan.