Isu generasi sandwich telah menghadirkan perdebatan di masyarakat, sebagian generasi sandwich dapat memikul peran ganda namun sebagian lagi tidak dapat memikul peran ganda. Fenomena generasi sandwich salah satunya digambarkan dalam film home sweet loan. Melihat banyaknya generasi sandwich di Indonesia,fenomena ini perlu dikajji lebih dalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan pesan tentang generasi sandwich dalam film home sweet loan oleh penonton dari tiga generasi berbeda, yaitu generasi x, y, dan z. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dengan 15 informan, 5 orang generasi x, 5 orang generasi y, 5 orang generasi z untuk menggali persepsi dan interpretasi mereka terhadap pesan film tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi X cenderung berada pada posisi dominan dan negosiasi, dengan penerimaan yang dipengaruhi oleh nilai kolektivisme dan pengalaman hidup. Generasi Y berada pada posisi negosiasi dengan kecenderungan menyeimbangkan nilai tradisional. Sementara itu, generasi Z paling banyak menempati posisi oposisi, menunjukkan penolakan terhadap pengorbanan yang tidak adil dan menuntut pembagian tanggung jawab yang lebih seimbang. Penelitian ini menguatkan teori resepsi Stuart Hall yang menyatakan bahwa audiens aktif dalam menafsirkan pesan media sesuai pengalaman dan nilai yang mereka anut. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi pembuat film dan pemangku kepentingan dalam memahami dinamika sosial generasi sandwich di Indonesia.
Kata kunci : Generasi Sandwich, Teori Resepsi, Film Home Sweet Loan