Penyandang disabilitas sering kali menghadapi keterbatasan dalam mengakses peluang ekonomi yang setara, termasuk dalam bidang industri kreatif. Griya Harapan Difabel (GHD) di Jawa Barat hadir sebagai wadah pemberdayaan melalui pelatihan keterampilan, salah satunya di bidang jahit dan tekstil. Namun, pakaian wanita hasil produksi kelas jahit di Griya Harapan Difabel masih banyak yang belum terjual karena belum memiliki daya tarik visual yang sesuai dengan preferensi pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk merchandise dengan metode redesign terhadap pakaian tidak terjual dengan mengombinasikan material utama dan kain batik perca menggunakan teknik lekapan dan sulam tangan sebagai elemen dekoratif. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara, dan eksplorasi desain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik lekapan dan sulam tangan mampu meningkatkan nilai visual produk, mengoptimalkan pemanfaatan limbah tekstil, serta memperkuat identitas visual GHD sebagai lembaga pemberdayaan. Upaya ini diharapkan dapat mendukung praktik produksi berkelanjutan sekaligus membuka peluang pasar baru bagi komunitas difabel.
Kata kunci: Griya Harapan Difabel, merchandise, Metode redesign, Teknik lekapan, Teknik sulam.