Isu terkait diskriminasi gender begitu marak terjadi di Indonesia. Budaya patriarki menjadi faktor utama terjadinya diskriminasi gender. Di era modern budaya patriarki masih tetap melekat di kehidupan bermasyarakat. Meskipun tidak sekeras zaman dahulu namun patriarki tetap menjadi salah satu masalah yang urgensinya cukup tinggi hingga masuk kedalam 17 SDGS nomor 5 yaitu Kesetaraan Gender. Salah satu isu diskriminasi gender yang paling marak terjadi di saat ini adalah isu pelecehan seksual dimana perempuan di objektifikasi sebagai alat pemuas nafsu. Ada banyak karya-karya yang memberikan gambaran terkait isu diskriminasi gender terkhususnya pelecehan seksual. Salah satu karya yang cukup populer adalah novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan. Menceritakan kehidupan perempuan bernama Dewi Ayu yang berjuang menghadapi berbagai ancaman diskriminasi gender di era kolonial. Penulis menganggap ini bisa menjadi salah satu upaya untuk memberikan gambaran pada yang lainnya betapa tragis dan ironisnya kehidupan yang dialami oleh korban pelecehan seksual seperti yang dialami setiap karakter novel ini. Perancangan komik digital ini adalah bentuk representasi diskriminasi gender yang terjadi pada novel Cantik Itu Luka. Melalui hasil penelitian dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, serta melakukan pencarian data melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka, penulis menemukan bahwa perancangan komik dari novel adalah solusi yang efektif. Hal ini mengingat tidak semua orang suka membaca teks yang panjang dan minimnya media kreatif yang membawa isu diskriminasi gender. Jadi metode visualisasi adalah pilihan yang tepat.