Kekerasan seksual dapat terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan kampus yang seharusnya menjadi tempat aman untuk belajar dan berkembang. Namun, kekerasan seksual di kampus sering kali terabaikan atau dibungkam demi menjaga reputasi institusi. Film Demi Nama Baik Kampus mengangkat isu kekerasan seksual di perguruan tinggi, menggambarkan bagaimana pihak kampus berusaha menutupi insiden tersebut demi mempertahankan citra mereka, serta menunjukkan peran dosen dalam dinamika relasi kuasa yang mempengaruhi posisi korban. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi kekerasan seksual dalam film tersebut menggunakan pendekatan analisis semiotika John Fiske, dengan fokus pada tiga level analisis: realitas, representasi, dan ideologi. Hasil analisis menunjukkan bahwa film ini menggambarkan ketakutan, kekhawatiran, dan ancaman yang dialami oleh korban kekerasan seksual, dengan penggunaan simbol-simbol visual seperti pencahayaan suram dan warna tertentu yang mempertegas trauma emosional. Di level ideologi, film ini mengkritik ideologi patriarki yang mengakar dalam lingkungan kampus, di mana dosen, sebagai figur otoritas, melindungi pelaku untuk menjaga reputasi institusi. Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana kekerasan seksual di kampus sering kali disembunyikan demi citra institusi, serta menempatkan perempuan dalam posisi subordinat.
Kata Kunci: Kekerasan Seksual, Kampus, Dosen, Patriarki, Analisis Semiotika John Fiske.