Mobile money merupakan inovasi FinTech yang dapat diproses di
smartphone. Dampak inklusi keuangan yang mencakup pengurangan ketidaksetaraan dalam akses ke layanan keuangan, terutama berkaitan dengan kesenjangan gender, telah menjadi fokus penelitian yang berlaku pada mahasiswa perempuan Telkom University.
Teori UTAUT2 akan digunakan untuk menganalisis bagaimana
mobile money mempengaruhi niat perilaku penggunaan di kalangan mahasiswa perempuan Telkom University. Intensi
mobile money mahasiswa perempuan Telkom University dipengaruhi oleh
performance expectation,
effort expectation,
social influence,
facility conditions,
hedonic motivation,
price value, dan
habit.
Studi kuantitatif ini mengumpulkan data menggunakan pertanyaan googleforms. Mahasiswa perempuan Telkom University yang menggunakan mobile money menjadi populasi penelitian, dengan jumlah sampel sebanyak 400 responden. Data diuji menggunakan pendekatan UTAUT2 (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) dan diuji menggunakan PLS-SEM (Partial Least Squares Structural Equation Modeling).
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat empat hipotesis yang diterima yaitu
effort expectation,
social influence,
habit, dan
facility conditions yang menunjukan pengaruh yang substansial dan menguntungkan pada
behavioral intention. Sementara itu, hipotesis yang ditolak yaitu
performance expectation,
hedonic motivation, dan
price value yang menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan, namun berpengaruh positif terhadap
behavioral intention.
Penelitian ini dapat membantu mahasiswa perempuan Telkom University memanfaatkan FinTech untuk meningkatkan inklusi keuangan. Peneliti masa depan dapat menggunakannya untuk mengembangkan penelitian yang lebih aktual. Ini juga dapat menginformasikan kepada pemerintah dan regulator jasa keuangan seperti Otoritas Jasa Keuangan untuk meningkatkan penggunaan layanan Fintech.
Kata kunci : Mobile Money,
Woman Student, UTAUT2,
Behavioral Intention,
Financial Technology.