PT. ABC adalah sebuah perusahaan berbasis proyek yang menyediakan layanan instalasi jaringan telekomunikasi. Proyek yang sedang dijalankan yaitu proyek Fiber Optic (FO) STTF Wilayah Sulawesi Utara ini mengalami kendala risiko yaitu Force Majeure Event. Faktor yang menyebabkan proyek mengalami keterlambatan adalah karena adanya wabah penyakit virus Covid-19 yang berada di indonesia ini makin meningkat membuat pemerintah indonesia menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berakibat pada terhambatnya proses pengerjaan proyek dan proses pengiriman material proyek. Sebagai seorang manajer proyek, standar etika dalam proses pengambilan keputusan diperlukan untuk menghilangkan sebuah dilema etika. Ethical Decision Making Framework adalah suatu kerangka kerja yang dapat memandu dan membantu untuk membuat proses pengambilan keputusan. Ethical Decision Making Framework ini diperkuat dengan metode kuantitatif yaitu dengan metode Decision Tree dan Expected Monetary Value. Proses pengambilan keputusan dirancang untuk membantu manajer proyek mengetahui alternatif-alternatif keputusan apa saja yang ada, menganalisis alternatif-alternatif yang ada untuk membuat keputusan proyek, dan juga untuk membantu agar pengambilan keputusan lebih terstruktur, berkualitas, dan menghilangkan etika dilema. Keputusan yang direkomendasikan kepada manajer proyek adalah permintaan perpanjangan waktu karena memiliki nilai Expected Monetary Value terkecil.
Kata Kunci: Proses Pengambilan Keputusan, Risiko, Amandemen Kontrak, Ethical Decision Making Framework