Tahun 2019 SMK Telkom telah menyelenggarakan pelatihan yaitu In House Training (IHT) dimana pelatihan tersebut melatih hal mengenai Contextual Teaching Learning (CTL) dan pelatihan kurikulum. Terdapatnya kesenjangan antara kondisi Pendidikan saat ini dengan kondisi Pendidikan masa datang. Proses pelatihan CTL yang dilakukan pada saat ini hanyalah 80% dari yang seharusnya 100%, pelatihan kurikulum hanya dilakukan sebesar 75% dari yang seharusnya 100%, dan Guru yang bersertifikasi hanyalah 30%. Hasil wawancara menunjukkan adanya kelemahan sistem pelatihan di SMK Telkom dikarenakan beberapa faktor salah satunya Training Need Analysis (TNA)/kebutuhan pelatihan yang lemah sehingga terjadi gap pada proses pelatihan saat ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pelatihan Guru berdasarkan kompetensi pedagogiknya serta merancang usulan program pelatihan untuk Guru secara efektif dan efisien. Model yang digunakan untuk mengukur 40 Guru dari total populasi 64 adalah Training Need Assessment-Tools (TNA-T). Alat ukur digunakan untuk mengetahui kebutuhan pelatihan berdasarkan kompetensi pedagogiknya. Setelah mendapatkan prioritas kebutuhan pelatihan dilakukan analisis dan perancangan program pelatihan Guru menggunakan metode ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implementation, dan Evaluation).
Hasil penelitian didapatkan kebutuhan pelatihan yang berupa pengembangan kurikulum, pemanfaatan teknologi, dan penguasaan teori belajar, hasil rancangan program pelatihan menggunakan metode ADDIE menghasilkan pelatihan Contextual Teaching Learning (CTL) dan workshop.
Kata Kunci: Pelatihan, Kebutuhan Pelatihan, Kompetensi, Metode ADDIE