PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak dalam bidang informasi dan telekomunikasi yang tidak terlepas dari bidang pengadaan barang perangkat telekomunikasi. Pada pengadaan TELKOM terdapat penilaian kinerja pemasok, tetapi penilaian kinerja pemasok tidak dapat mengambarkan kinerja pemasok yang sebenarnya dikarenakan kriteria penilaian tidak dapat menghitung kriteria kualitatif dan perbedaan presepsi pada saat menilai kinerja pemasok sehingga diperlukan pengembangan kriterianya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kriteria dalam penilaian kinerja pemasok sehingga dapat dijadikan acuan memilih mitra atau pemasok untuk pengadaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Factor Relationship Data Envelopment Analysis (FARE-DEA). Metode Factor Relationship (FARE) digunakan untuk menentukan relasi antar kriteria dan bobot dari kriteria yang dihasilkan, sedangkan metode Data Envelopment Analysis (DEA) digunakan untuk menentukan urutan pemasok berdasarkan nilai efisiensi penilaian kinerja pemasok. Hasil analisis menunjukkan bahwa bobot kriteria penilaian kinerja pemasok yang menjadi prioritas yaitu pertama quality 0,40; kedua cost 0,31; ketiga delivery 0,19; dan keempat service 0,10. Dari kriteria quality yang paling mempengaruhi adalah kinerja barang dan / jasa dengan bobot 0,12; selanjutnya diikuti oleh kriteria cost adalah stabilitas harga dengan bobot 0,09; untuk kriteria delivery adalah ketepatan waktu kedatangan dengan bobot 0,06; dan untuk sub kriteria service adalah manajemen dan organisasi dengan bobot 0,03. Setelah itu didapatkan urutan pemasok yang penilaian kinerjanya dihitung berdasarkan nilai efisiensinya mengunakan pendekatan DEA. Urutan kinerja pemasok yang dihasilkan adalah sama dengan perhitungan penilaian kinerja pemasok TELKOM yang menggunakan kriteria dan sub-kriteria yang dihasilkan dengan metode FARE.
Kata kunci: Penilaian kinerja pemasok, kriteria penilaian kinerja, pengembangan kriteria, FARE-DEA