ERP membantu sebuah perusahaan merampingkan proses bisnis perusahaan. Hal ini akan memastikan alur kerja dapat berjalan secara halus dan komunikasi antar departemen menjadi lebih baik. Fungsi otomatisasi dalam sistem ERP menjamin aliran informasi tersampaikan dengan jelas dan bebas dari kesalahan, sehingga proses bisnis menjadi lebih sederhana dan responsif. Best-practise yang terorganisir dalam sistem ini dapat memberikan dukungan operasional yang lebih baik dan kustomisasi yang lebih mudah. Budaya perusahaan mengacu baik kepada keterlibatan dukungan kepemimpinan dan aksesibilitas dalam proyek dan pengakuan dari peran karyawan berpengaruh dalam keberhasilan implementasi sistem ERP. Banyak proyek ERP gagal karena karyawan tidak menyadari kebutuhan, manfaat dari proyek dan resisten terhadap perubahan.
Bagi perusahaan yang mengimplementasikan sistem ERP, masalah yang sulit dan besar dihadapi adalah mengintegrasikan sistem yang terpisah-pisah diperusahaan dan kebanyakan implementasi sistem ERP tidak dapat memenuhi harapan. Kegagalan dalam implementasi sistem ERP pada dasarnya bukan terletak pada kesalahan instalasi namun dalam menentukan sistem yang tepat untuk menyelesaikan masalah bisnis dan kebutuhan yang sebenarnya. Secara umum perusahaan yang menggunakan perangkat lunak mempunyai karakteristik yang umum yang dapat mengganggu tantangan bisnis, fungsi regulasi dan aplikasi yang digunakan. Karakter penggunaan user salah satu faktor yang sering menyebabkan produk IT gagal adalah dari sisi pengguna, oleh sebab itu perusahaan harus bisa mengidentifikasi atau memahami karakter-karakter dari pengguna dan salah satu konsep adalah Means of Engagement.
Dengan adanya Means of Engagement diharapkan dapat mengetahui hal – hal yang sesuai dalam proses bisnis perusahaan dengan begitu dapat membuat framework khusus untuk perusahan yang memungkinkan keterlibatan pengguna menjadi lebih efektif dan efisien dengan mempertimbangkan empat faktor yang dapat menjadi pertimbangan perusahaan untuk mengimplementasikan software tersebut. Empat faktor tersebut adalah acceptance, adoption, approval dan agreement. Pada teori difusi inovasi adanya kesempatan untuk observasi suatu produk dan untuk mengetahui relative advantages ketika melihat suatu produk itu baik atau tidak. Dan setelah kita menerimanya itu tidak serta merta menggunakannya, karena ada fase - fase lain sebelum menerapkan layanan. Dengan perkembangan zaman yang ada, banyak yang menyatakan bahwa teori – teori yang ada sudah tidak relevan lagi karena teori yang sudah ada hanya membahas produk yang sifatnya bisa digunakan.
Dalam perhitungan evaluasi permodelan atau pengukuran model menggunakan uji regresi. Khususnya berguna ketika kita perlu melihat pengaruh dan memprediksi satu set variabel dependen dari besarnya set variabel independen dan memprediksi variabel dan mendeskripsikan struktur umum.
Penelitian ini bertujuan untuk mempertimbangkan pengukuran keberhasilan adopsi suatu produk yang akan diterapkan. Secara umum perusahaan yang menggunakan software mempunyai karakteristik yang umum, yang dapat mengganggu tantangan bisnis, fungsi regulasi dan aplikasi yang digunakan untuk mengetahui hal – hal yang sesuai dalam proses bisnis perusahaan dengan begitu kita dapat membuat model khusus untuk perusahaan yang memungkinkan keterlibatan pengguna menjadi lebih efektif dan efisien dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang dapat menjadi pertimbangan perusahaan untuk mengimplementasikan software tersebut.
Kata Kunci: ERP, Kegagalan, MOE, Regresi, Adopsi, Model.