ABSTRAK
Jumlah Pengguna internet banking masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah populasi nasabah yang ada di indonesia. Jika dilihat dari jumlah pengguna internet di Indonesia, perkembangan internet banking seharusnya bisa lebih masiv.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui resistensi inovasi dengan membagi non-pengguna internet banking ke dalam 3 kelompok berdasarkan pada keniatan menggunakan inovasi. Setelah itu di identifikasi perbedaan resistensi diantara 3 kelompok non-adopter yaitu postponers, opponents, dan rejectors.
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online melalui Google Forms kepada non-adopter internet banking di Indonesia. Pengolahan data dilakukan menggunakan software SPSS 23 menggunakan metode analisis diskriminan. Dari kuesioner yang disebar, diperoleh 126 responden yang terdiri dari 46 responden postponers, 67 responden opponents, dan 13 responden rejectors.
Dari hasil penelitian ini variabel yang paling membedakan di antara ketiga grup adalah variabel Usage Barrier,Value Barrier, Risk Barrier dan Image Barrier. Ketiga kelompok berbeda dalam hal resistensi mereka terhadap internet banking . Dengan begitu, kelompok-kelompok tersebut harus didekati dengan strategi yang berbeda dan tindakan pemasaran yang berbeda pula. Hal ini bertujuan agar mendorong non-adopter untuk menggunakan layanan internet banking.
Untuk mengatasi hambatan adopsi, pemasar internet banking oleh bank harus menerapkan metode yang sesuai dengan strategi, dan tindakan yang sesuai dengan target pasar dari ketiga kelompok.
Kata Kunci: Resistensi konsumen; Internet banking; Resistensi Postponers, Opponents, Rejectors, Diskriminan