Berkembangnya teknologi sekarang khususnya pada internet dan smartphone dapat mempermudah aktifitas manusia. Saat ini banyak kota di Indonesia menerapkan program SmartCity diantaranya Kota Jakarta, Kota Bandung, Kota Makassar, Kota Semarang dan Kota Surabaya. Salah satu karakteristik SmartCity adalah penduduk yang mendukung transaksi cashless. Mobile banking adalah salah satu contoh dari penerapan cashless. Mobile Banking adalah salah satu sistem layanan yang mengikuti perkembangan teknologi. Mobile Banking dikeluarkan oleh lembaga keuangan seperti perbankan untuk mempermudah nasabahnya bertransaksi dengan hanya menggunakan alat mobile atau telepon selular.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi adopsi mobile banking ditingkat transaksi pada Mandiri Online. Populasinya adalah pelanggan Bank Mandiri yang menggunakan Mandiri Online dan telah melakukan transaksi di Mandiri Online. Variabel yang digunakan adalah Perceived Awareness, Availability of Resource, Computer Self-Effiacy, Perceived Images, Perceived Ability to Use, Perceived Information Quality, Multilingual Option, Perceived Functional Benefit, Perceived Uncertainty, Perceived Security ,Perceived Trust, dan Mobile Banking Adoption at Transaction Stageyang akan dianalisis menggunakan analisis jalur.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Perceived Awareness, Availability of Resource, Computer Self-Effiacy, Perceived Images, Perceived Ability to Use, Perceived Information Quality, Multilingual Option, Perceived Functional Benefit, Perceived Uncertainty, Perceived Security ,dan Perceived Trustmempengaruhi Mobile Banking Adoption at Transaction Stagesebesar 55%.
Berdasarkan hasil penelitian, maka untuk meningkatakan adopsi mobile bankingpada tingkat transaksi Bank Mandiri harus memperhatikan variabel- variabel seperti Perceived Functional Benefit, Perceived Security, serta Perceived Uncertainty.