PT. Agronesia Divisi Usaha Teknik Karet INKABA merupakan perusahaan di
bidang karet. Kondisi existing lantai produksi slang floating hose belum
memiliki tata letak fasilitas yang efisien. Dapat dilihat dari jarak perpindahan
yang panjang antar operasi berurutan. Ketidakefisienan layout ini menyebabkan
besarnya aktivitas material handling. Selain itu pada mesin open mill 1,
operator bekerja belum sesuai prinsip ergonomi karena mesin lebih tinggi dari
tinggi operator. Oleh karena itu upaya untuk memperbaiki dengan melakukan
perancangan tata letak fasilitas dan prinsip ergonomi di PT.INKABA.
Perbaikan perancangan tata letak fasilitas dilakukan dengan software WINQSB
menggunakan algoritma Craft, dengan kriteria dapat meminimasi aktivitas
material handling, dilihat dari momen perpindahan. Dalam memperbaiki
kondisi yang belum sesuai prinsip ergonomi, dilakukan perhitungan dengan
konsep persentil untuk menghitung dimensi dari alat bantu papan pijakan agar
operator bekerja sesuai prinsip ergonomi.
Melalui penelitian ini, diperoleh rancangan tata letak fasilitas lebih efisien,
dilihat dari momen perpindahan yang direduksi hingga 50.5% pada tata letak
usulan. Hal ini jika diproyeksikan pada pernyataan Tompkins dan White (1996)
bahwa 20-50% dari total biaya operasi manufaktur berasal dari biaya material
handling, maka tata letak usulan ini akan menghemat sekitar 10-25% dari biaya
manufaktur setiap bulannya. Selain itu diperoleh dimensi dari alat bantu papan
pijakannya yaitu tinggi 10 cm, lebarnya 29 cm, dan panjang 5.7m dengan
persentil 95-th.
Penelitian selanjutnya sebaiknya rangkaian produksi disimulasikan agar
hasilnya lebih akurat dan mempertimbangkan factor biaya agar diketahui total
biaya untuk perubahan tata letak. Tata letak, Algoritma CRAFT, Ergonomi