Permasalahan mengenai minat baca anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena dapat menentukan kemajuan bangsa. Telah banyak media yang membahas minat baca anak Indonesia. Namun, sampai saat ini masih tergolong rendah dan belum mengalami peningkatan yang signifikan. Salah satu faktornya adalah kegiatan membaca belum menjadi sebuah kebutuhan primer. Usaha pemerintah Jawa Barat untuk meningkatkan minat baca anak adalah dengan mendirikan perpustakaan daerah BAPUSIPDA (Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jawa Barat) perpustakaan dilengkapi ruang baca anak yang tergolong nyaman dan menyediakan berbagai macam buku. Namun, sampai saat ini masyarakat belum menggunakannya secara maksimal. Hal tersebut dikuatkan dengan fenomena pengunjung anak yang datang ke perpustakaan terbilang sedikit. Untuk menjawab permasalahan diatas, penulis mengumpulkan data melalui beberapa metode seperti studi pustaka, kuesioner kepada responden, wawancara dengan narasumber dan observasi. Penulis juga melakukan analisis matriks perbandingan dengan kampanye sosial lain mengenai kegiatan dan teori desain yang digunakan dalam perancangan. Diperlukan partisipasi pihak sekolah dan orangtua untuk memaksimalkan keberadaan perpustakaan daerah agar dapat meningkatkan minat baca anak. Dari data dan analisis yang dilakukan, penulis melakukan perancangan kampanye sosial dengan tujuan meningkatkan minat baca anak melalui BAPUSIPDA di kota Bandung. Perancangan kampanye sosial ini akan menggunakan konsep yang kreatif yaitu gamification. Konsep tersebut adalah konsep yang memanfaatkan merchandise untuk menarik perhatian anak-anak agar sering membaca dan meminjam buku. Diharapkan dengan adanya perancangan kampanye sosial ini minat baca anak umur delapan hingga dua belas tahun yang berada di kota Bandung meningkat dan terciptanya budaya membaca sejak dini.
Kata Kunci : Anak, Membaca, Perpustakaan, Kampanye Sosial, Jawa Barat