ABSTRAKSI: Mengidentifikasi suatu permasalahan merupakan suatu hal yang memerlukan data yang objektif dan terukur. Untuk mendapatkan data yang akurat dibutuhkan informasi yang dengan sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Hal inilah yang menjadi permasalahan di saat seorang konsultan harus menentukan softskill seorang manajer dengan objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Oleh sebab itu, penerapan metode Fuzzy-ANP menjadi solusi alternatif dalam mengidentifikasi manager terbaik di perusahaan.
Pada penerapan Fuzzy-ANP terdapat nilai α dan β dimana nilai α merupakan bentuk dalam menampilkan preferensi di dalam TFN (Tringular Fuzzy Number) dan nilai β merupakan toleransi resiko dari keputusan para ahli. Pada nilai α dan β terjadi peningkatan dan penurunan grafik yang tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan adanya pengaruh tambahan yaitu pengaruh dominan dari kriteria. Dalam hal ini, kriteria yang dominan adalah Building Trust, Communication, Negotiation, Delegating Responsibility, dan Entrepreneurial Insight. Kriteria yang dominan menunjukkan keterhubungan yang tinggi sehingga bisa mempengaruhi penilaian yang tehubung kepada kriteria-kriteria tersebut.
Keadaan yang optimal pada penerapan nilai α dan β berada di saat nilai α = 1 dan kondisi saat β = 1 dengan nilai α bergerak menuju nilai 0.4. Pada kondisi ini, penilaian berpengaruh positif bila terdapat nilai kandidat yang berada di nilai rata-rata, tetapi akan berpengaruh sebaliknya jika penilaian berada di posisi maksimal. Sehingga dengan kata lain, bila suatu perusahaan ingin mempunyai nilai yang lebih objektif dapat menggunakan nilai α =1 tanpa memperdulikan tingkat optimisme dari tim penilai.
Oleh sebab itu, dapat di simpulkan bahwa pada saat nilai α bernilai 1 maka hasil penilaian bersifat harmonik dimana hasil penilaian berada di garis M (Mean) pada TFN. Sehingga nilai β pun tidak mempengaruhi nilai. Maksunya bahwa nilai dari kandidat berada pada titik maksimal pada penilaian kriteria. Sedangkan pada saat nilai α bernilai 0 maka nilai tersebut berada di garis bawah TFN dan nilai tersebut akan di pengaruhi oleh nilai β.
Kata Kunci : Softskill, Fuzzy-ANP, α , β , Tringular Fuzzy Number (TFN).ABSTRACT: To identify a problem needs data which are objective and measurable. Automatically, for getting that data need information which should be responsibility. This is the problem when a consultant is to determine softskill a manager with an objective and reliable. Therefore, the application of Fuzzy-ANP method becomes an alternative solution in identifying the best manager in the company.
Optimal state in the application of the value of α and β are in the time value of α = 1 and condition when β = 1 with α values move toward the value 0.4. In this condition, the assessment of positive effect if there is value candidates who are in the average value, but will have an effect on the contrary, if the assessment was in the maximum position. So in other words, if a company wants to have a more objective value can use the value α = 1 regardless of the degree of optimism from the assessment team.
Therefore, it can be concluded that when the value of α is 1, the results of the assessment is harmonic where the assessment was in line M (Mean) on TFN. So the value of β would not affect the value. Maksunya that the value of the candidate is at the maximum point on the rating criteria. Meanwhile, when the value of α is 0 then the value is on the bottom line of TFN and the value will be influenced by the value of β.
Keyword: Softskill, Fuzzy-ANP, α , β , Tringular Fuzzy Number (TFN).