Transformasi digital dalam pelayanan publik menuntut sistem yang cepat, transparan, dan mudah digunakan. Namun, pengembangan sistem pelayanan masyarakat desa sering terhambat oleh kompleksitas antarmuka dan keterbatasan teknis. Proses pengembangan frontend yang kompleks dan manual juga rentan kesalahan. Generative AI memiliki potensi untuk mempercepat proses ini, namun tidak ideal jika digunakan sebagai pengembang penuh. Oleh karena itu, Generative AI hanya difungsikan sebagai asisten pengembang.
Desa limapoccoe membutuhkan sistem pelayanan digital yang responsif dan modular. Gap antara desain UI/UX dan hasil implementasi sering terjadi akibat keterbatasan tenaga pengembang dan waktu. Metode pengembangan yang lebih optimal dan terstruktur diperlukan untuk menjembatani kebutuhan tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan DCGen (Divide and Conquer based method to Generate website code from UI) yang membagi desain UI menjadi komponen kecil, menghasilkan kode menggunakan Generative AI, dan mengintegrasikan ke sistem. Pengembang tetap melakukan peninjauan terhadap hasil kode yang dibuat oleh Generative AI agar sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengukur kinerja Generative AI dengan DCGen didasarkan pada kesesuaian desain dan kualitas kode yang dihasilkan.
Hasil akhir sistem frontend yang dibangun menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan dengan desain UI/UX dan kualitas kode yang sangat baik untuk parameter Security dan Reliability. Namun, untuk parameter Duplications dan Maintainability masih terbilang cukup tinggi. Oleh karena itu, Generative AI dengan DCGen dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses pengembangan frontend web.