Dalam dua dekade terakhir, museum mengalami pergeseran fungsi dari tempat penyimpanan koleksi menjadi ruang pengalaman yang menyentuh secara emosional. Museum masa kini dituntut mampu menyampaikan narasi sejarah melalui atmosfer ruang yang kuat dan terstruktur. Museum Pos Indonesia, meskipun memiliki kekayaan koleksi dan nilai historis, belum mampu memberikan pengalaman yang mendalam bagi pengunjung. Ruang pamer tidak memiliki alur logis, narasi visual minim, serta elemen interior seperti pencahayaan, warna, dan sirkulasi belum saling mendukung. Studi ini merespons kondisi tersebut dengan merancang ulang Museum Pos Indonesia menggunakan pendekatan psikologi ruang. Pendekatan ini menempatkan narasi sebagai fondasi utama dalam menciptakan pengalaman ruang yang imersif dan emosional. Melalui pengolahan elemen interior seperti tata pencahayaan, warna kontekstual, material, dan alur ruang yang logis, museum diharapkan mampu membentuk atmosfer yang mendalam dan membantu pengunjung terhubung secara emosional dengan cerita sejarah yang disampaikan. Transformasi ini bertujuan menjadikan museum sebagai ruang yang tidak hanya informatif, tetapi juga membangkitkan empati dan keterlibatan aktif pengunjung terhadap perjalanan sejarah pos di Indonesia.