Izin Edar BPOM bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan jaminan atas mutu, keamanan, dan perlindungan konsumen. Lebih dari itu, izin edar menjadi instrumen strategis bagi UMKM untuk membangun kepercayaan pasar, meningkatkan reputasi usaha, serta membuka akses ke kanal distribusi yang lebih luas, termasuk ritel modern dan ekspor. Namun di balik peran penting tersebut, kesadaran UMKM pangan olahan untuk mengurus izin edar BPOM masih tergolong rendah. Permasalahan ini menunjukkan adanya kesenjangan antara urgensi regulatif dan respons perilaku UMKM.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan (knowledge), persepsi terhadap manfaat (perception of benefit), persepsi terhadap prosedur (perception of procedures), kepatuhan (compliance) dan dukungan BPOM (BPOM support) terhadap kesadaran untuk mendaftarkan izin edar BPOM (awareness to register BPOM certification. Secara khusus, penelitian ini juga menguji hubungan tidak langsung melalui compliance untuk melihat sejauh mana knowledge, perception of benefit, dan perception of procedures dapat berkontribusi terhadap awareness to register BPOM certification.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survei, melibatkan seluruh populasi UMKM pangan olahan di wilayah kerja Balai Besar POM di Mataram yang telah memiliki Nomor Izin Edar (NIE) BPOM, sebanyak 71 pelaku usaha. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner berbasis skala Likert dan dianalisis menggunakan pendekatan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) melalui aplikasi SmartPLS versi 3. Selain itu, digunakan juga Importance-Performance Map Analysis (IPMA) untuk memetakan prioritas variabel yang harus ditingkatkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel knowledge, perception of benefit, dan perception of procedures berpengaruh signifikan terhadap compliance. Sementara itu, BPOM support dan compliance memiliki pengaruh signifikan terhadap awareness to register BPOM Certification. Selain itu, perception of procedures memberikan pengaruh signifikan terhadap awareness melalui mediasi compliance, namun tidak pada knowledge dan perception of benefit.
Temuan IPMA juga menegaskan bahwa BPOM support dan compliance merupakan konstruk dengan importance dan performance tinggi (Kuadran I), oleh karenanya kedua konstruk ini termasuk dalam area utama yang perlu dipertahankan dan diperkuat (Keep Up The Good). Sementara Knowledge konstruk dengan performance tinggi namun importance rendah yang menempatkannya pada Kuadran IV (Possible Over Kill). Perlu dilakukan analisis kembali efisien variabel ini, karena bisa jadi investasi sumber daya sudah berlebih namun dampak aktualnya tidak menghasilkan peningkatan signifikan dalam kesadaran UMKM dalam mengurus izin edar BPOM. Untuk 2 variabel lainya, yaitu: Perception of Benefit dan Perception of Procedure berada di Kuadran IV (Low Priority) karena memiliki nilai performace dan importance yang rendah.
Secara praktis, studi ini merekomendasikan penguatan literasi regulatif, pendampingan teknis, dan penyederhanaan prosedur BPOM, serta kolaborasi lintas sektor untuk mendorong kesadaran dan kepatuhan legal UMKM.
Kata kunci: Awareness to register BPOM certification, BPOM support, compliance, knowledge, perception of benefit, perception of procedures, UMKM