Perkembangan jumlah investor individu usia produktif di Provinsi Jawa Barat menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Namun, peningkatan ini juga menimbulkan tantangan berupa tingginya frekuensi churning, yaitu kecenderungan investor untuk melakukan transaksi jual-beli secara berulang dalam jangka pendek. Perilaku tersebut kerap kali dipengaruhi oleh bias perilaku seperti overconfidence, disposition effect, dan herding. Selain itu, diperparah oleh rendahnya tingkat kecerdasan emosional investor. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kecerdasan emosional terhadap frekuensi churning dengan memeriksa peran mediasi dari bias perilaku dalam konteks investor individu usia produktif di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian kausal dan desain cross-sectional. Populasi penelitian adalah investor individu usia produktif di Provinsi Jawa Barat dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Jumlah sampel penelitian adalah 400 investor individu usia produktif di Jawa Barat. Analisis data dilakukan menggunakan model Structural Equation Modeling (SEM) berbasis Partial Least Squares (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh negatif signifikan terhadap bias perilaku dan frekuensi churning, sementara bias perilaku berpengaruh positif signifikan terhadap frekuensi churning. Selain itu, bias perilaku terbukti memediasi secara signifikan hubungan antara kecerdasan emosional dan frekuensi churning. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi bagi akademisi dalam memperkaya literatur behavioral finance serta memberikan wawasan praktis bagi investor, penasihat keuangan, dan regulator dalam mengelola emosi serta bias dalam pengambilan keputusan.