Kabupaten Sleman memiliki banyak candi peninggalan sejarah yang menjadi destinasi wisata budaya. Akan tetapi masih banyak candi di Kabupaten Selaman yang belum dirilik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan internasional, salah satunya Candi Sari. Menurut data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tahun 2024, jumlah penggunjung Candi Sari pada tahun 2023 sebanyak 2.052 orang. Dibandingkan dengan candi-candi lainnya di Kabupaten Sleman, Candi Sari masih tergolong sedikit pengunjung. Dalam hal tersebut dibutuhkanya analisis indikator pengembangan wisata untuk menghetahui niat berkunjung pada kawasan wisata Candi Sari. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linear sederhana dengan menggunakan Software IBM SPSS pada saat melakukan pengolahan data. Setelah dilakukan pengolahan data dengan metode regresi linear sederhana, didapat faktor aktivitas sebagai faktor berpengaruh paling tinggi dengan nilai koefisien (B) sebesar 0.715 dan daya tarik yang berpengaruh paling rendah dengan nilai koefisien (B) sebesar 0.462. Pengolahan data selanjutnya untuk mengetahui nilai Internal Factor Analysis Summary dan External Factor Analysis Summary sebagai fokus strategi yang dibuat maka didapatkanlah strategi yang berfokus ke agresif strategi. Hasil dari strategi tersebut adalah Membuat program kunjungan edukatif untuk siswa SMP–SMA yang mencakup tur sejarah dan storytelling di lokasi candi, meningkatkan promosi digital dan narasi budaya dengan menonjolkan keunikan arsitektur dan nilai spiritual Candi Sari melalui media siosial Instagram dan Tiktok, mengembangkan Festival Ayam Goreng Kalasan menjadi agenda wisata tahunan berskala lebih luas dengan menambahkan unsur budaya dan atraksi seni, dan Melakukan perbaikan bertahap terhadap struktur Candi Sari yang mengalami kerusakan.