Transformasi digital di perguruan tinggi semakin penting seiring meningkatnya indeks pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta tingginya literasi digital di kalangan mahasiswa. Meskipun demikian, masih banyak unit layanan akademik yang menjalankan proses secara manual dan tidak terdokumentasi, termasuk Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri (FRI), tempat pengaduan kerusakan peralatan dan pengajuan akun praktikum belum terintegrasi dalam sistem terpusat, yang menyebabkan keterlambatan penanganan, kesulitan pemantauan, serta tidak adanya umpan balik yang terdokumentasi. Penelitian sebelumnya telah menerapkan Odoo ERP dengan metode QuickStart, namun terbatas pada sektor UKM atau konteks manajemen proyek cloud, tanpa mengevaluasi penerapan modul Helpdesk dalam lingkungan pendidikan tinggi, khususnya laboratorium. Untuk menjawab kekosongan tersebut, penelitian ini merancang dan mengevaluasi sistem Helpdesk berbasis Odoo ERP menggunakan metode QuickStart dan pendekatan Fit-Gap Analysis yang disesuaikan dengan kebutuhan operasional Laboratorium FRI. Evaluasi dilakukan melalui pendekatan campuran (mixed-method), melibatkan dua kelompok pengguna akhir yaitu Pelapor (eksternal) dan Tim Laboratorium (internal), dengan menggunakan instrumen System Usability Scale (SUS) dan User Experience Questionnaire (UEQ) serta observasi kualitatif. Hasil menunjukkan kontras signifikan dalam penerimaan sistem, di mana Pelapor memberikan skor SUS 81,5 (“Excellent”), yang didukung oleh persepsi positif pada kejelasan dan daya tarik (UEQ), sementara Tim Laboratorium hanya memberikan skor SUS 38,13 (“Poor”), yang berakar pada masalah efisiensi dan kebaruan (UEQ). Temuan ini menyoroti pentingnya keterlibatan pengguna operasional dalam tahap perancangan sistem serta keterbatasan fleksibilitas metode QuickStart dan platform Odoo Online dalam mengakomodasi kebutuhan spesifik alur kerja laboratorium.