Batik Tabir merupakan upaya Dekranasda Riau dalam membangkitkan kembali batik Melayu Riau yang sempat punah pada masa kerajaan Daik Lingga dan Siak. Perkembangan inovasi ornamen dan teknik terus dilakukan sejak tahun 1985 untuk mempertahankan eksistensinya, seperti pengembangan ornamen Lancang Kuning melalui teknik printing, cap, hingga tulis. Tabir berasal dari kain bercorak vertikal yang digunakan dalam dekorasi pelaminan adat Melayu Riau, yang dipadukan dengan elemen floral berkesinambungan sebagai representasi nilai-nilai budaya Melayu. namun, nilai tersebut kerap terabaikan karena modifikasi yang lebih menekankan estetika, termasuk penggunaan corak manusia dan hewan yang sebenarnya bertentangan dengan norma budaya Melayu. Batik Tabir yang merupakan kerajinan berketerampilan tangan tinggi idealnya dikembangkan dengan pendekatan teknik yang setara, seperti penggunaan teknik bead embroidery dapat memberikan tekstur serta nilai visual yang memperkuat tampilan ornamen Batik Tabir. Hal ini diwujudkan melalui balutan busana baju kurung Melayu Teluk Belanga sebagai representasi keseimbangan antara estetika desain tradisional dan teknik desain modern.
Keywords: Ornamen Batik Tabir, Melayu, Bead Embroidery