Studi ini mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi minat orang Indonesia dalam membeli sepeda motor listrik, dengan fokus utama pada konsumen di Jawa Timur. Latar belakang penelitian ini didasari oleh meningkatnya perhatian terhadap pengurangan emisi karbon dan kebutuhan akan solusi transportasi yang berkelanjutan. Pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan insentif, namun efektivitasnya dalam mendorong adopsi kendaraan listrik masih memerlukan kajian lebih mendalam. Kajian pustaka mengidentifikasi sembilan faktor utama yang memengaruhi minat pembelian, meliputi financial incentive policy, information provision policy, convenience policy, psychological value, attitude, subjective norm, product perception, cognitive status, dan perceived behavioral control. Untuk menguji hubungan antarvariabel ini, penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM), yang akan menguatkan analisis hubungan kausal kompleks antara variabel laten. Metodologi penelitian mencakup survei terhadap konsumen potensial sepeda motor listrik di Jawa Timur menggunakan kuesioner yang dirancang berdasarkan indikator operasional variabel. Data dianalisis menggunakan SEM untuk mengevaluasi validitas, reliabilitas, dan kesesuaian model konseptual dengan data empiris. Hasil awal menunjukkan bahwa kebijakan insentif keuangan, kebijakan penyediaan informasi, dan kebijakan kenyamanan memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai psikologis konsumen, yang pada akhirnya memengaruhi niat pembelian. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman strategis kepada pembuat kebijakan dan pelaku industri dalam merancang program insentif serta kampanye pemasaran yang lebih efisien untuk mendukung penerapan sepeda motor listrik di Indonesia. Selain itu, temuan ini juga menegaskan pentingnya kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam membangun ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan.
Kata kunci: Minat pembelian, sepeda motor listrik, kebijakan insentif, Structural Equation Modeling (SEM).