Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mencari bagaimana komunikasi interpersonal khususnya kelekatan yang terjalin antara ibu dan remaja perempuan pasca yatim di Kelurahan Manggarai. Latar belakang penelitian mengidentifikasi tentang kehilangan ayah di usia remaja yang mempengaruhi kondisi emosional anak, terutama remaja perempuan. Dalam situasi ini, ibu menjadi figur pengasuh utama yang perannya sangat penting. Kualitas komunikasi interpersonal antara ibu dan anak serta pola kelekatan yang terbentuk menjadi faktor kunci dalam proses penyesuaian pasca kehilangan. Teori yang digunakan adalah teori kelekatan atau attachment Theory untuk memahami komunikasi kelekatan ibu dan remaja perempuan pasca yatim. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara sebagai instrumen pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kelekatan antara ibu dan remaja perempuan pasca kehilangan ayah terbagi ke dalam dua kategori, yaitu kelekatan aman dan kelekatan tidak aman. Kelekatan aman ditandai dengan komunikasi yang terbuka, dukungan emosional yang responsif, serta rasa percaya dan kenyamanan dalam hubungan ibu dengan remaja perempuan. Sementara itu, kelekatan tidak aman terbagi menjadi kelekatan cemas yang ditandai dengan keraguan remaja perempuan untuk terbuka karena takut tidak dipahami ibunya. Kelekatan tidak aman lainnya yaitu kelekatan tidak aman menghindar terlihat ketika remaja perempuan memilih untuk tidak bercerita kepada ibunya karena adanya rasa khawatir akan membebani sang ibu.