Konsumerisme telah menjadi fenomena dominan dalam masyarakat modern, mendorong individu untuk terus membeli dan mengonsumsi barang di luar kebutuhan riil. Fight Club karya David Fincher menampilkan kritik terhadap budaya konsumsi dan dampaknya terhadap identitas individu. Namun, masih terdapat kesenjangan dalam analisis mendalam mengenai bagaimana film ini merepresentasikan konsumerisme melalui tanda dan simbol. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi representasi konsumerisme dalam Fight Club menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis semiotika untuk menguraikan makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam elemen visual serta naratif film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumerisme direpresentasikan melalui obsesi protagonis terhadap barang-barang material, yang pada akhirnya tidak memberikan makna sejati dalam hidupnya. Selain itu, kekerasan dalam Fight Club digambarkan sebagai bentuk pembebasan dari sistem konsumsi yang menindas. Gerakan anarkis yang dipimpin oleh Tyler Durden bertujuan menghancurkan simbol Fight Club dan mendorong individu untuk melepaskan keterikatan material demi menemukan makna hidup yang lebih dalam. Dengan demikian, Fight Club menawarkan kritik tajam terhadap budaya konsumsi dan pengaruhnya terhadap identitas individu.
Kata Kunci: Representasi, Konsumerisme, Semiotika Roland Barthes, Fight Club.