Dalam kehidupan manusia, takdir dan pilihan sering kali menjadi dua konsep yang saling terhubung, membentuk perjalanan hidup individu. Takdir sering dipahami sebagai kuasa Tuhan atau hukum alam, sementara pilihan menekankan kebebasan individu. Di Indonesia, budaya patriarki yang mengakar menciptakan ketimpangan gender, membatasi peran perempuan dan menyebabkan berbagai bentuk diskriminasi. Karya ini mengeksplorasi konflik antara takdir dan kebebasan perempuan menggunakan metafora Red String Theory atau Teori Benang Merah yang berasal dari mitologi Asia tentang ikatan takdir yang menghubungkan individu. Melalui fotografi konseptual dengan teknik cetak lenticular, karya ini menggambarkan perjuangan perempuan melawan tekanan sosial dan budaya patriarki, dari keterikatan pada "benang merah" yang menjadi simbol takdir dan norma sosial hingga pembebasan diri. Teknik long exposure digunakan untuk memperkuat narasi visual transformasi emosional ini.
Kata Kunci : Red String Theory, Takdir, Pilihan Hidup, Perempuan, Patriarki, Fotografi Konseptual, Lenticular.