Pengembangan teknologi informasi telah meningkatkan kebutuhan akan akses data home server secara fleksibel dan aman dari jarak jauh, namun kombinasi penggunaan Virtual Private Network dan reverse proxy menimbulkan tantangan terkait kinerja karena mekanisme keamanan seperti enkripsi dan tunneling dapat menimbulkan overhead pada paket data yang meningkatkan latency dan mengurangi throughput. Penelitian ini penting karena berbagai protokol VPN memiliki karakteristik berbeda dalam menangani overhead dan efisiensi pemrosesan yang berdampak langsung pada kinerja sistem, sementara kondisi saat ini menunjukkan bahwa pemilihan protokol VPN dan konfigurasi sistem masih berdasarkan asumsi teoretis tanpa evaluasi empiris yang komprehensif. Penelitian ini mengimplementasikan pendekatan analisis empiris terhadap kinerja konfigurasi akses home server menggunakan kombinasi VPN dengan membandingkan protokol WireGuard dan OpenVPN serta penerapan reverse proxy berbasis Nginx, di mana sistem dirancang dengan topologi jaringan yang terdiri dari dua Virtual Private Server sebagai gateway dan pengujian serta dua unit Raspberry Pi sebagai home server target dengan empat skenario pengujian yang difokuskan pada parameter Quality of Service yaitu response time, latency, dan penggunaan sumber daya CPU serta RAM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa OpenVPN dengan reverse proxy menghasilkan response time terbaik sebesar 9ms dan latency terendah 69,656ms, sementara WireGuard tanpa reverse proxy paling efisien dalam penggunaan CPU dengan konsumsi hanya 16,7%, di mana implementasi reverse proxy terbukti memberikan dampak positif terhadap response time pada kedua protokol dengan OpenVPN menunjukkan adaptasi yang lebih baik terhadap arsitektur reverse proxy, sehingga penelitian ini berkontribusi memberikan panduan empiris dalam pemilihan protokol VPN yang sesuai untuk implementasi home server dengan arsitektur reverse proxy.
Kata Kunci: WireGuard, Openvpn, Reverse Proxy, Home Server, Analisis Kinerja, VPN