Di era digital, organisasi menghadapi tantangan dalam mempertahankan keunggulan kompetitif di tengah perubahan teknologi dan pasar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan digital, model kerja hibrid, budaya organisasi, dan inovasi terhadap keunggulan kompetitif organisasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS). Data dikumpulkan dari 386 responden yang bekerja di sektor teknologi informasi, konsultan bisnis, telekomunikasi, dan keuangan, yang telah menerapkan model kerja hibrid. Analisis dilakukan untuk menguji hubungan antar variabel dan mengevaluasi peran inovasi serta budaya organisasi dalam meningkatkan daya saing organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan digital berpengaruh signifikan terhadap budaya organisasi, inovasi, dan model kerja hibrid, yang secara tidak langsung meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi. Model kerja hibrid berkontribusi terhadap fleksibilitas dan otonomi karyawan, mendukung budaya organisasi yang inovatif, dan berdampak positif terhadap keunggulan kompetitif. Budaya organisasi yang kuat terbukti sebagai katalis inovasi, yang memainkan peran strategis dalam mempertahankan daya saing jangka panjang. Studi ini menyoroti pentingnya penerapan model kerja hibrid dan penguatan budaya inovatif agar organisasi lebih adaptif terhadap perubahan teknologi dan kebutuhan pasar. Kontribusi penelitian ini mencakup pengembangan teori transformasi digital serta panduan bagi manajer dalam menerapkan kepemimpinan digital, model kerja hibrid, dan inovasi untuk meningkatkan daya saing organisasi. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menganalisis hubungan ini di sektor industri lain serta mempertimbangkan variabel tambahan seperti produktivitas karyawan, kepuasan kerja, dan keberlanjutan daya saing organisasi.