Aquascape merupakan seni penyusunan komponen fisik seperti kayu, batu, karang, dan tanaman dengan memperlihatkan pemandangan di bawah air. Salah satu usaha yang bergerak di bidang aquascape adalah Aquariumin. Aquariumin menjual berbagai kebutuhan untuk mengisi aquascape, seperti batu, kayu, dan pasir. Sejauh ini, Aquariumin hanya melakukan penjualan secara online, seperti melalui e-commerce dan media sosial. Pemilik menyatakan bahwa penjualan Aquariumin masih perlu ditingkatkan, salah satunya dengan pembukaan toko offline. Penelitian ini mengkaji kelayakan pembukaan toko offline Aquariumin ditinjau dari aspek pasar, aspek teknis, dan aspek finansial. Pada aspek pasar digunakan metode peramalan untuk mengestimasi permintaan dalam empat periode mendatang. Pembukaan toko offline memerlukan total biaya sebesar Rp189,785,025. Pada analisis finansial, alternatif tanpa pembukaan toko offline menghasilkan Net Present Value (NPV) sebesar Rp741.484.884 dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 217%. Namun, apabila dilakukan pembukaan toko offline, NPV meningkat menjadi Rp860.529.469 dengan IRR sebesar 131%. Keputusan diambil berdasarkan analisis inkremental, yang menunjukkan hasil IRR inkremental sebesar 48%, lebih besar dari Minimum Acceptable Rate of Return (MARR) sebesar 11.30%. Oleh karena itu, pembukaan toko offline adalah alternatif terbaik yang dipilih.