Kesetaraan hak dan kesempatan berpartisipasi dalam masyarakat adalah hak setiap individu, termasuk penyandang disabilitas seperti tunarungu. Di Indonesia, jumlah penyandang disabilitas mencapai 8,5% dari total penduduk. Penyandang tunarungu menggunakan bahasa isyarat SIBI atau BISINDO untuk berkomunikasi. Namun, stigma negatif di masyarakat sering menghambat interaksi sehari-hari dan menyebabkan audisme. Generasi Z memiliki peran penting dalam mengubah stigma ini dan menciptakan lingkungan inklusif untuk penyandang tunarungu. Namun, akses terbatas terhadap media pendidikan mengenai bahasa isyarat menjadi salah satu hambatan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan media edukasi yang inovatif untuk meningkatkan pemahaman Generasi Z terhadap bahasa isyarat. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi penyandang tunarungu dan disabilitas lainnya tanpa diskriminasi.
Kata Kunci: Tunarungu, Bahasa Isyarat, Audisme, Generasi Z, Media Edukasi.