Jembatan adalah suatu konstruksi yang digunakan untuk meneruskan jalan melewati rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain yang berupa jalan air atau jalan lalu lintas biasa. Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) sendiri merupakan suatu struktur bangunan yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, saluran irigasi dan pembuangan, jalan kereta api, waduk, dan lain-lain. Jembatan penyeberangan orang (JPO) yang berada di DKI Jakarta di rancang dengan mengakomodasikan kearifan lokal, di kawasan jalan Sudirman sampai dengan Thamrin ini sudah ada 4 jembatan penyebrangan orang yang di revitalisasi yaitu JPO senayan, JPO Polda Metro Jaya, JPO semanggi dan JPO Pinisi Karet Sudirman. Namun Meskipun sudah di revitalisasi dalam segi perancangannya salah satu yang menjadi fokusnya yaitu JPO pinisi Karet Sudirman ini menuai banyak kritik karena berkonsepkan terbuka selain itu JPO tersebut belum memeberikan rasa keamanan dan kenyamanan penggunanya terlebih para penguna yang memiliki kebutuhan khusus. Penguna yang memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas terutama Tunanetra ini, mungkin akan menghadapi kesulitan yang lebih dalam mengunnakan JPO hal ini dapat menyebabkan penurunan mobilitas penggunaan JPO bagi penyandang tunanetra, peningkatan resiko kecelakaan bagi penyandang tunanetra dan akan menjadi kitimpangan sosial bagi penyandang tunanetra. Untuk mengatasi masalah ini memerlukan perancangan desain secara insklusif dan dapat digunakan secara bersamaan dengan mempertimbangkan pengguna khususnya penyandang tunanetra
Kata kunci: Jembatan penyebrangan orang, DKI Jakarta,Tunanetra