Negara Indonesia merupakan negara Agraris yaitu negara yang sebagian sendi kehidupan
perekonomian berasal dari pertanian. Dimana modal utama yang dibutuhkan pada sektor ini
adalah lahan. Tetapi setiap daerah memiliki karakteristik tanah yang berbeda. Atas dasar itulah
penulis merancang sebuah alat portable yang dapat membantu pemerintah dan dinas terkait
dalam memetakan tingkat kesuburan tanah dengan biaya yang se efisien mungkin. Sensor
kesuburan tanah sudah tersedia di pasaran, sensor ini mampu mendeteksi kadar Nitrogen,
Fosfor, dan Kalium suatu lahan pertanian, namun dengan harga yang terbilang cukup mahal.
Salah satu inovasi teknologi informasi dan komunikasi di bidang pertanian adalah penggunaan
Internet Of Things. Dengan Internet of Things, sensor portable ini bisa diakses melalui device
dimanapun tanpa harus mengunjungi suatu lahan. Maka atas dasar itulah penulis merancang
sebuah alat yang yang dapat membantu pemerintah dan dinas terkait dalam menentukan tingkat
kesuburan tanah di suatu lahan dan alat tersebut memberikan saran dalam menanam tanaman
yang tepat pada tanah tersebut. Dengan adanya alat portable ini petugas juga dapat
menyampling kadar tanah beserta koordinat lahan dan langsung dikirimkan ke cloud. Dengan
tersimpannya data kesuburan tanah pada cloud, memungkinkan dinas terkait untuk memetakan
lahan pertanian dengan tanaman yang cocok, sehingga bisa didapatkan hasil yang optimal. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa alat yang dibuat mampu berfungsi dengan baik. Sensor NPK
berhasil mendeteksi tingkat kesuburan tanah dengan akurasi 100%, dan modul GPS NEO7M
mampu mengirimkan koordinat lokasi lahan secara akurat. Data kesuburan tanah dan koordinat
lahan berhasil diolah dan ditampilkan dalam bentuk tampilan website yang user-friendly.
Melalui pemetaan di ArcGIS, lahan-lahan dengan tingkat kesuburan yang berbeda berhasil
diidentifikasi dan divisualisasikan.
Kata Kunci: Kesuburan tanah, Sensor NPK, IOT.