Body shaming atau perundungan fisik salah satu bentuk perundungan yang paling umum yaitu melakukan penghinaan atau kritik terhadap penampilan fisik seseorang. Fenomena ini menyebar luas di tengah masyarakat dan bahkan merambah ke media sosial. Banyak orang tidak merasa melakukan perundungan secara fisik seperti memberikan julukan, memanggil orang lain menggunakan panggilan lain, dan mencela kekurangan fisik. Film Imperfect berkisah tentang bagaimana gambaran isu perudungan fisik seseorang dalam masyarakat yang memberikan pengalaman tertentu bagi para audiens yang menontonnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif-deskriptif dengan menggunakan teori analisis resepsi Stuart Hall. Analisis resepsi berfokus kepada penerimaan audiens terhadap kode-kode yang kemudian dikategorikan menjadi tiga posisi audiens yaitu posisi dominan, posisi negosiasi, dan posisi oposisi. Audiens dalam analisis resepsi disebut sebagai producer of meaning aktif yang bukan hanya sebagai konsumen namun juga sebagai pemberi makna. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya informan yang berada pada posisi oposisi dikarenakan seluruh informan setuju dengan aspek-aspek yang terdapat pada film Imperfect yang memuat isu perundungan fisik.
Kata Kunci: Analisis Resepsi, Remaja, Perundungan Fisik, Film Imperfect