Kasus keterlambatan bicara atau yang biasa di sebut dengan speech delay makin meningkat tiap tahunnya, terlebih lagi dampak pasca pandemi COVID-19 yang menimbulkan peningkatan signifikan pada menurunnya kemampuan bicara anak dikarenakan dampak secara tidak langsung dari aturan khusus bersosialisasi. Ada banyak pilihan alternatif terapi wicara pada anak, salah satunya merupakan metode PECS (Picture Exchange Communication System) di mana metode tersebut menggunakan visual pada anak, sehingga anak akan menyebutkan nama maupun kata dari visual tersebut. Dengan berkembangnya dunia teknologi, metode PECS yang biasa dilakukan dengan alat/ media konvensional kini dapat di kembangkan menggunakan media yang lebih efisien dan tidak mengurangi dari fungsi metode tersebut. Perancangan ini menggunakan metode kualitatif sebagai metode penelitian. Pengumpuan data dilakukan secara observasi terhadap objek penelitian dengan karya sejenis, metode kuesioner, juga studi pustaka. Dalam perancangan gim terdapat perancangan concept art sebagai bagian dari prosesnya, dengan merancang visualisasi yang cocok untuk anak-anak. Dengan merancang karakter serta visual yang cocok untuk anak-anak, diharapkan mampu membantu anak dalam terapi bicara sehingga meraih hasil yang maksimal.
Kata Kunci: Concept Art, Anak, Speech Delay, Gim Edukasi.