ABSTRAK
Pada penelitian ini Analisis yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan nilai yang objective dari sebuah perusahaan baik dari sisi investor maupun dari sisi korporasi dengan melakukan perhitungan yang berbasis fundamental yang komprehensif dengan menggunakan metode pendekatan Discounted Cash Flow (DCF) dan Relative Valuation (RV). Dalam perhitungan tersebut dilakukan kajian tentang nilai rata-rata industri sangat mempengaruhi projection dimasa mendatang, Beta sebagai salah satu faktor mendapatkan nilai discounted yang lebih akurat dan margin of safety sebagai pendekatan untuk mendapatkan nilai validitas yang lebih baik. Kajian tersebut dibutuhkan penelitian ini dalam analisa lebih lanjut terkait pendekatan yang digunakan dalam perhitungan nantinya.
Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan yang bergerak pada sub sector industry Oil, Gas and Coal yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2022. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah laporan keuangan audited dari tiga perusahaan dalam periode 2017-2021, yang digunakan dalam proyeksi perilaku keuangan perusahaan dalam kurun waktu lima tahun kedepan dengan memakai tiga scenario, yaitu pesimis, moderate dan optimist.
Dari Analisa dan perhitungan menggunakan metoda DCF diperoleh hasil bahwa untuk saham PGAS secara keseluruhan berada pada posisi nilai undervalued, dimana deviasi terendah berada pada skenario pesimis. Di sisi lain nilai intrinsic PER dan nilai intrinsik PBV PGAS untuk semua skenario juga bisa dianggap berada pada posisi maksimum rentang nilai industry. Dengan demikian keputusan investasi yang diambil adalah dengan membeli saham PGAS. Kemudian Nilai saham emiten PTBA berada pada posisi nilai overvalued pada skenario pesimis dan moderate. Berikutnya nilai intrinsic PBV scenario moderat berada diatas rentang industry, status undervalued, begitu juga dengan skenario pesimis, nilai PBV berada dibawah rentang industry, status overvalued. Sedangkan nilai intrinsic PER PTBA untuk skenario pesimis dan moderat juga overvalued dan berada pada posisi dibawah rentang nilai industry. Dengan demikian keputusan investasi yang diambil adalah dengan menjual saham PTBA.
Pada perhitungan awal disebutkan bahwa saham ADRO undervalued pada semua skenario pesimis, moderat maupun optimis, tapi dideteksi nilai intrinsic PBV tidak valid karena nilai intrinsic PBV yang di hasilkan berada jauh di atas rentang industry energi periode Q3 2022. Hal ini bisa saja terjadi dipengaruhi oleh kondisi lokal dan global saat itu terkait pandemic covid-19 maupun crisis global politik dan ekonomi lainnya. Untuk itu perlu dilakukan koreksi secara lokal yang diterapkan dengan menggunakan inisiatif Margin of Safety (MoS). MoS ini biasanya diterapkan oleh investor untuk mengantisipasi dan meluruskan hasil perhitungan DCF yang meragukan dengan menerapkan perhitungan risk aversion yang tepat. Di sisi lain valuation juga bisa diterapkan oleh korporasi dalam rangka memperbaiki kinerja dan focus perusahaan di masa yang akan datang sesuai dengan roadmap bisnis dan continuity kinerja perusahaan.
Kata Kunci: Beta, DCF, Intrinsic value, Invested Capital, MOS, Relative Valuation, Risk Aversion